darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadangan menyebabkan meningkatnya pH darah. Alkalosis Respiratorik adalah : suatu keadaan saat darah menjadi basa karena pernapasan yang cepat dan dalam, menyebabkan kadar CO2 dalam darah menjadi rendah.
Rangsangan pusat pernafasan :
- hiperventilasi psikogenik yg disebabkan stres emosional - keadaan hipermetabolik : demam tirotoksikosis - gangguan CNS - cedera kepala atau gangguan pembuluh darah otak - tumor otak - intoksikasi obat salisilat (awal) Hipoksia : pneumonia, asma, edema paru, dll. Ventilasi mekanis yang berlebihan pada yg memakai ventilator mekanik
Takipnea ekskresi CO2 berlebihan menurunkan
denominator pada fraksi pH darah meningkat. Alkalosis respiratorik berinteraksi dengan penyangga protein intrasel dan ekstrasel sebelum mempengaruhi sistem bikarbonat. Apabila terjadi penyesuaian, bikarbonat darah turun 5mEq/L untuk setiap penurunan 10 mmHg Pco2. Apabila hipersekresi berkepanjangan, bikarbonat dapat turun sampai kadar yg mengkompensasi secara penuh kehilangan CO2 , dan memulihkan pH ke nilai normal.
Alkalosis menyebabkan protein plasma memiliki muatan
negatif yg lebih besar pada gilirannya mengikat lebih banyak ion kalsium. Perubahan ke arah hipokalsemia ini meningkatkan ekstabilitas saraf otot, memicu suatu keadaan yang disebut tetani. Pada alkalosis respiratorik akut, disfungsi neuromuskulus pertama-tama tampak sebagai rasa kesemutan di sekitar mulut dan jari tangan dan kaki. Dapat terjadi kelemahan otot, dan kepala terasa ringan, yg berkembang menjadi kehilangan kesadaran yg pulih sendiri karena sepresi SSP memperlambat respirasi dan menyebabkan reakumulasi CO2.
Alkalosis respiratorik akut menjadi berbahaya
apabila disebabkan oleh ventilasi mekanis yg berlebihan, sedemikian sehingga kecepatan respirasi tidak dapat mengoreksi diri secara otomatis. Hiperventilasi terjadi pada keadaaan cemas akut, dan setelah stimulasi saraf-saraf SSP oleh obat atau penyakit hati atau saraf.
Hiperventilasi dengan ventilator dapat dikoreksi dengan
menurunkan ventilasi jika berlebihan, atau menambah ruang hampa udara (dead space). Bila hiperventilasi disebabkan oleh kecemasan yg berat, minta pasien bernafas dalam kantong kertas yang disungkupkan rapat di sekitar hidung dan mulut. Menahan nafas selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Lakukan berulang sebanyak 6 10 kali.