Anda di halaman 1dari 11

ALKALIOSIS RESPIRATORIK

PH naik PCO2 turun Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah. Penyebab :
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya
jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling
sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
1. rasa nyeri
2. sirosis hati
3. kadar oksigen darah yang rendah
4. demam
5. overdosis aspirin.
Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika
penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika
penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam
kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida
setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya
adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik
nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang
dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala
hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan
serangan alkalosis respiratorik.
4.ALKALIOSIS METABOLIK
PH naik HCO3 naik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya
kadar bikarbonat. Penyebab :Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak
asam.Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadangkadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu
banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah

yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa
darah.Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).
1. pCO2
PCO2merupakan ukuran tekanan parsial CO2dalam darah. PCO2menunjukkankondisi ventilasi.
Semakin cepat dan dalam klien bernapas, semakin banyak CO2 yang dikeluarkan dan PCO2 pun
akan turun. PCO2 dalam darah dan CSF rupakan stimulusutama bagi pusat pernapasan di otak.
Apabila PCO2 naik, maka pernapasan akanterstimulasi. Jika PCO2naik terlalu tinggi dan paruparu tidak dapat mengkompensasinya, maka akan terjadi koma. Nilai normal PCO2 dalam arteri
adalah35-45 mmHg, sedangkan dalam vena adalah 40-50 mmHg.
2. pO2
Tekanan parsial oksigen, PO2, secara tidak langsung menunjukkan nilai O2dalamdarah.
PO2menunjukkan tekanan oksigne yang larut dalam plasma. PO2jugamerupakana salah satu
indicator untuk mengetahui keefektifan terapi oksigen.
3. pH
pH merupakan logaritma negative dari kosentrasi ion hydrogen di dalam darah. pH secara
terbalik menunjukkan konsentrasi ion hydrogen. Oleh karena itu, ketikakonsentrasi ion hydrogen
menurun, pH akan naik, begitu pula sebaliknya. pH normal pada darah arteri orang dewasa
adalah 7,35 sampai 7,45. Dan 7,31 hingga 7,41 pada vena
4. SO2
aturasi oksigen (SaO2), adalah presentasi ikatan hemoglobin (Hb) denganoksigen. Pada lansia
nilai SaO2ialah 95%. Sedangkan pada orang dewasa 95% sampai100%. Berikut merupakan nilai
normal untuk analisa gas darah arteri dan nilai abnormaldalam gangguan keseimbangan asambasa yang tidak terkompensasi
5. HCO3
HCO3-(asam bikarbonat). HCO3-dalahukuran dari komponen metabolic dari keseimbangan

asam-basa dan diatur oleh ginjal.Dalam ketoasidosis diabetic, HCO3-menurun karena digunakan
untuk menetralisir asam-asam diabetic dalam plasma. Nilai normal dari HCO3-dalam darah
adalah 21-28mEq/L.

Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan kompensasi


terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam batas normal dan pH lebih dari
7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.
Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari
7,5

Pendahuluan
Pengukuran gas darah arteri sangat penting dalam me
nilai pertukaran gas di dalam paru.
Pengukuran ini untuk mengukur keasaman darah dan ka
dar bikarbonat. Analisa gas
darah (AGD) dilakukan untuk mengevaluasi status oks
igen dan karbondioksida di dalam
darah arteri dan mengukur pH-nya.

Proses perubahan pH darah ada dua macam, yaitu pro


ses perubahan yang bersifat
metabolik (adanya perubahan konsentrasi bikarbnat y
ang disebabkan gangguan
metabolisme) dan yang bersifat respiratorik (adanya
perubahn tekanan parsial CO2 yang
disebabkan gangguan respirasi). Perubahan PaCO2 aka
n menyebabkan perubahan pH
darah. pH darah akan turun /asidosis jika PaCO2 men
ingkat (asidosis respiratorik primer)
atau jika HCO3- /asidosis metabolik primer, pH
darah akan naik /alkalosis jika PaCO2
/alkalosis respiratorik primer atau jika HCO3/alkalosis metabolik primer.
Asidosis ada dua macam, yaitu asidosis akut dan asi
dosis kronik, juga alkalosis ada dua
macam yaitu alkalosis akut dan alkalosis kronik. Pe
nggolongan asidosis/alkalosis akut
berdasarkan kejadiannya belum lama dan belum ada up
aya tubuh untuk mengkompensasi
perubahan pH darah, sedangkan jika kronik jika kej
adiannya telah melampaui 48 jam
dan telah terdapat hasil upaya tubuh untuk mengkomp
ensasi perubahan pH
Keseimbangan asam basa
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang p
enting dari darah dan cairn tubuh
lainnya Satuan derajat keasaman adalah pH, pH 7,0 a
dalah netral, pH> 7,0 adalah
basa/alkali dan pH dibawah 7,0adalah asam. Suatu as
am kuat memmiliki pH yang sangat
rendah(hampir 1,0), sedangkan suatu basa kuat memil
iki pH yang sangat tinggi (diatas
14,0). Darah memiliki pH antara 7,35-7,45. Keseimba
ngan asam-basa darah dikendalikan

secara seksama krena perubahan pH yang sangat kecil


pun dapat memberikan efek yang
serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan k
eseimbangan asam basa darah:
1.
Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian b
esar dalam bentuk ammonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asa
m atau basa yang
dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa
hari.
2.
Tubuh menggunakan penyangga pH/buffer dalam darah s
ebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba d
alam pH darah. Suatu
penyangga pH yang paling penting dalam darah menggu
nakan bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesei
mbangan dengan CO2
(suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang
masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat
dan lebih sedikit CO2. Jika
lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah,
maka akan dihasilkan lebih
banyak CO2 dan lebih sedikit bikarbonat.
3.
Pembuangan CO2
CO2 adalah hasil tambahan penting dari metabolisme
oksigen dan terus menerus
yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa CO2 ke paru
-paru dan di paru-paru
CO2 tsb dikeluarkan/dihembuskan. Pusat pernapasan d

i otak mengatur jumlah


CO2 yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepata
n dan kedalaman
pernapasan. Jika pernapasan meningkat, kadar CO2 da
rah menurun dan darah
menjadi lebih basa. Jika pernapasan menurun, kadar
CO2 darah meningkat dan
darah menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan
dan kedalaman
pernapasan, maka pusat pernapasan dadn paru-paru ma
mpu mengatur pH darah
menit demi menit.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme peng
endalian pH tsb, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam
keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis dan alkalosis
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darh terlalu b
anyak mengandung asam atau
terlalu sedikit mengandung basa dan sering menyebab
kan menurunnya pH darah
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu
banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang m
enyebabkan meningkatnya
pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyak
it tetapi lebih merupakan
suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asi
dosis dan alkalosis merupakan
petunjuk dari adanya masalah metabolisme yang seriu
s.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabo
lic dan respiratorik,
tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metab

olic dan alkalosis


metabolic disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam p
embentukan dan
pembuangan asam dan basa oleh ginjal. Asidosis resp
iratorik dan alkalosis
respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru
-paru atau kelainan
pernapasan.
Asidosis akan meningkatkan konsentrasi K dalam dara
h, sehingga fungsi sel dan
enzim tubuh memburuk, kemudian mengakibatkan aritmi
a ventrikuler.Alkalosis
akan menurunkan konsentrasi K dalam darah, sehingga
afinitas HB-O2
meningkat. Akibatnya pelepasan O2 ke jaringan sulit
sehingga terjadi hipoksemia
Kenaikan pCO2 akan mengakibatkan koma dan aritmia s
erta vasodilatasi
pembuluh darah. Bila hal ini terjadi di otak maka a
liran darah ke otak akan
meningkat dan mengakibatkan kenaikan tekanan intra
cranial. Penurunan pCO2
(<25 mmHg) akan mengakibatkan vasokonstriksi pembul
uh darah, sehingga
aliran darah ke jaringan turun. Bila hal ini terjad
i di otak maka akan terjadi
hipoksemia otak

Alkalosis metabolik

Primer (HCO3
-

) berlebihan
pH
Sebab:
1. Pemberian alkali
berlebihan terutama
NaHCO
3

2. Kehilangan HCl lambung


berlebihan pada mutah2
hebat/ lama
Misalnya pada obstruksi
pilorus
3. Kehilangan K

Misalnya -pada Sindroma


Cushing,
-pada aldosteronism,
-Sesudah pemberian ACTH
atau hormon2
adrenokortikal
4. Pemberian diuretika
tertentu dalam waktu lama

Anda mungkin juga menyukai