Pada sebagian orang, dosis tertentu Monosodium Glutamat atau MSG rupanya dapat mengakibatkan reaksi pada tubuh. Kendati para peneliti belum secara pasti mengungkap pembuktian hubungan keduanya secara ilmiah. Namun begitu, terdapat beberapa cara mengatasi alergi MSG bergantung pada tingkat keparahan.
Anda jangan kelewat cemas, sebab sebagian besar reaksi alergi terhadap MSG ini tergolong ringan dan akan hilang dengan sendirinya. Kalaupun ada gejala yang lebih serius, seperti anafilaksis, menurut laman kesehatan Health Line perawatan darurat yang diberikan berupa suntikan epinefrin.
Lihat juga:5 Tips Mengurangi 'Kecanduan' Mi Instan |
Namun, Anda perlu menghubungi dokter dan segera pergi ke unit gawat darurat terdekat ketika Anda mengalami salah satu gejala berikut:
- Sesak napas
- Pembengkakan pada bibir atau tenggorokan
- Palpitasi jantung, kondisi berdetak kencang tak beraturan
- Nyeri dada
Pengobatan terbaik untuk mengatasi alergi makanan adalah dengan menghindarinya. Namun menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, MSG bisa muncul secara alami pada hampir semua makanan.
Dosis MSG tinggi ditemukan dalam makanan yang proteinnya tinggi seperti daging, unggas, keju dan ikan. Sementara pelabelan hanya diperlukan ketika MSG ditambahkan sebagai bahan.
Lihat juga:MSG dan Kontroversinya |
MSG digunakan sebagai penambah rasa makanan. Bahan ini memiliki reputasi buruk akan dampak negatif dan alergi.
Akan tetapi melansir Health Line, penelitian selama beberapa dekade sebagian besar gagal menunjukkan hubungan antara MSG dan reaksi kesehatan yang serius.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengklasifikasikan MSG sebagai bahan makanan yang secara umum diakui dan aman. Kendati begitu mengutip Mayo Clinic, penggunaan MSG tetap saja kontroversial.
Karena itu penambahan bahan ini pada makanan mengharuskan pencantuman label MSG.
FDA disebut menerima banyak laporan mengenai keluhan orang, di antaranya sakit kepala, berkeringat, mati rasa, kesemutan, detak jantung cepat, mual hingga nyeri dada. Namun para peneliti tak menemukan hubungan antara konsumsi makanan mengandung MSG dengan gejala tersebut.
Lihat juga:Mengungkap 3 Manfaat 'Micin' untuk Kesehatan |
Hingga kini, para peneliti belum dapat membuktikannya secara ilmiah. Hanya saja, peneliti mengakui bahwa sebagian kecil orang berpotensi memiliki reaksi jangka pendek terhadap MSG. Biasanya gejalanya ringan dan tidak memerlukan pengobatan.
Orang dengan alergi atau intoleransi terhadap MSG disarankan menghindari makanan kemasan dan olahan. Sebaiknya, pilih makanan mentah termasuk buah-buahan, sayuran dan daging.
Zat lain yang harus dihindari yang merupakan nama sekunder atau berpotensi mengandung MSG di antaranya:
- Daging kering
- Ekstrak daging
- Stok unggas
- Protein yang terhidrolisis, yang dapat menambah rasa
- Maltodekstrin
- Sari pati makanan yang dimodifikasi
Itu sebab penting untuk mencermati dan memeriksa label makanan karena bisa petunjuk, mungkin saja produk mengandung 'daging kering', 'olahan ayam' atau salah satu dari bahan di atas.
Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian Infografis Yang Harus Diperhatikan Saat Baca Label Pangan |