Praktik 'Meluruskan' Tulang Bengkok, Dokter Ingatkan Bahayanya

CNN Indonesia
Senin, 10 Apr 2023 10:00 WIB
Beragam klaim pengobatan tradisional memberikan tawaran menggiurkan, salah satunya 'meluruskan' tulang bengkok. Memangnya bisa? Dokter jelaskah bahayanya.
Ilustrasi. Beragam klaim pengobatan tradisional memberikan tawaran menggiurkan, salah satunya 'meluruskan' tulang bengkok. (iStockphoto/Chinnapong)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beragam klaim pengobatan tradisional memberikan tawaran menggiurkan, salah satunya 'meluruskan' tulang bengkok. Memangnya bisa? Dokter menjelaskan dari kacamata medis.

Selain patah tulang, Ida Dayak diklaim bisa 'meluruskan' tulang bengkok. Janji menggiurkan seperti ini sebenarnya sudah banyak ditemukan dalam aneka pengobatan tradisional di Nusantara.

Pengobatan tradisional lewat pijat, teknik 'meluruskan' atau menarik tulang memang terdengar praktis. Bahkan, ada yang sudah membuktikan keampuhannya dalam menyembuhkan patah tulang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Erica Kholinne, dokter spesialis bedah ortopedi-konsultan bahu dan siku, berkata tidak semua patah tulang bisa diobati dengan pengobatan tradisional.

ADVERTISEMENT

"Tidak semua patah tulang dapat diobati secara efektif dengan pemijatan, manipulasi, 'diluruskan', dan upaya untuk melakukannya berpotensi menyebabkan kerusakan lebih lanjut atau menunda perawatan medis yang tepat," kata Erica dalam wawancara tertulis dengan CNNIndonesia.com, Kamis (6/4).

Ia mengajak Anda untuk menilik kembali definisi sembuh dalam kasus patah tulang.

Sembuh, kata dia, memiliki dua definisi. Pertama, tulang kembali ke bentuk semula (menyatu) seperti sebelum patah. Kemudian yang kedua, tidak ada rasa nyeri saat digerakkan dan dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Saat pasien berobat ke pengobatan tradisional dan kebetulan berhasil, masyarakat menganggap bahwa metode ini jadi jalur penyembuhan. Sebaliknya, lanjut Erica, jika kebetulan gagal dan tulang tetap bermasalah, maka individu tidak bisa beraktivitas dengan normal.

"Kata kebetulan bisa digarisbawahi untuk hal ini karena sebagian besar praktik pengobatan tradisional tidak menggunakan pemeriksaan radiografi (rontgen / x-ray) sebelum dan sesudah tindakan 'meluruskan' tulang," katanya.

Padahal, pemeriksaan radiografi sangat penting untuk bahan analisis secara objektif, bukan melalui proses 'kebetulan'. Tentu, pemeriksaan ini hanya bisa didapat lewat penanganan medis.

Risiko pengobatan tradisional

Sebagai dokter, Erica sendiri tak jarang menerima kasus 'limpahan' yang berasal dari praktik pengobatan tradisional. Erica pernah menangani kasus dislokasi bahu atau siku yang sempat dipijat di pengobatan alternatif.

Saat evaluasi radiografi (rontgen), ia menemukan pasien mengalami dislokasi sendi. Masalah yang awalnya cukup diselesaikan tanpa operasi, jadi harus operasi akibat penanganan kurang tepat sebelumnya.

"Ini yang disebut neglected dislocation yang tadinya sangat mungkin diselesaikan dengan reduksi tertutup (closed reduction) tanpa sayatan, sekarang memerlukan tindakan operasi rekonstruksi mayor," kata dokter yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti ini.

Simak penjelasan dokter soal pengobatan tradisional patah tulang di halaman berikutnya..

Risiko hingga efek samping pengobatan tradisional

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER