2. PENGERTIAN
Keasaman atau kebasaan suatu larutan tergantung dari ion
hidrogen didalamnya
Peningkatan kadar H+(ion hidrogen) akan menurunkan pH
sehingga larutan lebih asam
Penurunan kadar+ akibat penambahan basa ke dalam plasma
akan menambah pH
Asam/acid adalah ion hidrogen (donor proton) suatu cairan
disebut asam bila mampu melepaskan atau menyumbang
H+
Contoh HCl →H+ + Cl
HCl adalah asam karena dapat memberikan H+
Basa adalah ion hidroksida (aseptor proton)
Suatu cairan bersifat basa bila sanggup menerima H+
4. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi asam
basa
– Pemberian asam melalui makanan
– Penambahan secara endogen dari hasil
metabolisme (laktat)
– Penambahan secara endogen yang tidak
fisiologis (DM)
– Pengeluaran asam/basa oleh ginjal dan usus
– Pengeluaran asam karbonat (H2CO3) oleh
paru
– Pembentukan asam dalam jumlah besar oleh
sel-sel lambung
5. 1. Macam-macam gangguan keseimbangan
asam basa
Ada 6 jenis kelainan yang dapat timbul yaitu:
– Asidosis respiratorik
– Alkalosis respiratorik
– Asidosis metabolik
– Alkalosis metabolik
– Asidosis respiratorik dan metabolik bersamaan
– Alkalosis respiratorik dan metabolik
bersamaan
6. Asidosis respiratorik = peningkatan asam karbonat
Hal ini berhubungan dengan peningkatan CO2 dalam
plasma akibat berkurangnya ventilasi
Hypoventilasi dapat disebabkan oleh: pneumothorak,
efusi pleura, atelektasis atau sumbatan jalan nafas,
dalam bentuk kronis penyebabnya adalah :
emfisema obstruktif, asthma, bronkhitis, penekanan
pusat pernafasan, gangguan otot-otot pernafasan.
Hypoventilasi menyebabkan CO2 terkumpul,
→kadar H2CO3 naik , →kadar H+ naik, →terjadi
asidosis respiratorik
7. Keseimbangan sebelum
asidosis
Ak : asam karbonat (H2CO3)
B : bikarbonat (Na+HCO3)K+,Ca++,Mg++
AK B
I 20
9. Usaha kompensasi
tubuh : ginjal
menahan bikarbonat
B mengeluarkan H+
AK dan anion lain.
30
2
urin menjadi asam
10. Keseimbangan Hiperventilasi dengan
sesudah ventilator mekanis
pengobatan
AK B
2 40
11. Alkalosis respiratorik =
defisit asam karbonat
Hal ini berhubungan dengan
menurunnya kadar CO2 + H2CO3
dalam plasma, dan meningkatnya pH
akibat peningkatan ventilator alveolar.
Keseimbangan sebelum terjadi alkalosis
AK B
I 20
12. Keadaan alkalosis Paru mengeluarkan
banyak CO2
AK pernafasan
B hiperaktif
0.5
20
13. Usaha kompensasi Ginjal mengeluarkan
tubuh ion
bikarbonat, menahan
AK
H+
B
0.5 dan anion lain
15
Urin basa
15. Alkalosis respiratorik dapat terjadi pada
keadaan :
– Hipertventilasi emosional
– Ensephalitis
– Keracunan salisilat
– Gangguan pusat pernafasan
Alkalosis respiratorik yang berat dapat timbul
pada
tetani serta aritmia jantung karena kurangnya
ion
kalsium atau keracunan digitalis. Pada
keadaan ini paru mengeluarkan CO2
demikian banyak sehingga kadar asam
karbonat berkurang
16. Mekanisme kompensasi pada tahap awal
dilakukan oleh ginjal dengan mengeluarkan
bikarbonat Na+ dan K+ sehingga urin
menjadi basa, sedangkan H+ dan anion-
anion dan ditahan. Bila penderita berada
dalam respirator, keseimbangan asam basa
dapat diperbaiki. Karena K+ dikeluarkan
melalui urin, maka diperlukan pemberian
cairan yang mengandung K+, sedangkan Cl-
diperlukan untuk mengganti kedudukan
HCO3-
17. Asidosis metabolik =
defisit bikarbonat
Keadaan ini sering terjadi pada penderita
dengan :
– Diabetes melitus tak terkontrol
– Anoksida jaringan sehingga terjadi penimbuna
asam laktat
– Diare
– Gangguan fungsi ginjal
Adapun yang terjadi adalah perbandingan
bikarbonat terhadap asam karbonat menjadi
berkurang. Kompensasi tubuh dilakukan
dengan mengeluarkan CO2 melalui paru-
paru dan ginjal menahan bikarbonat
mengeluarkan H+ dan anion-anion lain.
18. Pengobatan harus ditujukan untuk
menghilangkan penyebab
meningkatnya produk metabolit asam,
memperbaiki fungsi ginjal dengan
hidrasi yang baik, dan mengganti
bikarbonat dengan natrium atau
KHCO3. Apabila kadar laktat dan
darah tidak naik, larutan yang
mengandung laktat dapat diberikan,
karena ion laktat akan diubah menjadi
bikarbonat di hati
19. Keseimbangan sebelum terjadi
asidosis metabolik
AK B
I 20
20. Keadan asidosis Keton dan
metabolik peningkatan Cl-
pengganti ion
bikarbonat
B
AK
I 10
21. Usaha kompensasi Ginjal menahan
tubuh : Paru bikarbonat
mengeluarkan mengeluarkan H+,
banyak CO2 dan anion lain.
AK B Urin menjadi asam
20
22. Keseimbangan NaHCO3larutan
sesudah laktat diberikan i.v
pengobatan
AK B
I 20
23. Alkalosis metabolik =
peningkatan bikarbonat
Hal ini terjadi bila asam kuat keluar dari dalam
tubuh. Misalnya pada keadaan muntah-
muntah banyak HCl yang keluar. Karena H+
dan Cl- banyak keluar, natrium bebas akan
mengikat HCO3 yang akan bertambah
jumlahnya bila asam karbonat berkurang.
Untuk mengurangi peningkatan kadar
bikarbonat, pernafasan akan ditekan
sehingga asam bikarbonat ditahan
sedangkan bikarbonat Na+, dan K+
dikeluarkan.
28. Penyebab alkalosis metabolik yang paling sering pada
penderita jantung adalah pemberian diuretika
golongan air raksa. Berkurangnya K+ dalam sel oleh
berbagai sebab akan menyebabkan alkalosis
dengan peningkatan bikarbonat dan penurunan
klorida di dalam serum.
Pengobatan alkalosis harus termasuk usaha
mencegah berlanjutnya pengeluaran asam
bersamaan dengan penggantian anion-anion dan
K+. Sebaiknya diberikan NaCl dan KCl untuk
menanggulangi kekurangan kalium dan mengganti
ion bikarbonat dengan Cl
29. Gangguan Metabolik
Bila turun Bila naik
↓ ↓
Asidosis metab Alkalosis metab
↓ ↓
Hiperventilasi Hipoventilasi
↓ ↓
pCO2 ↓ pCO2
↓ ↓
pH normal pH normal
30. Gangguan Respiratorik
Bila naik Bila turun
(hipoventilasi) (hiperventilasi)
↓ ↓
Asidosis respirasi Alkalosis respirasi
↓ ↓
Ginjal menahan Ginjal mengeluarkan
HCO3 HCO3
↓ ↓
keluarkan H urin asam Urin basa
31. Bahaya gangguan asam
basa
Acidosis menyebabkan kadar kalium
darah naik dan fungsi sel dan enzim tubuh
menjadi buruk. Hyperkalemia diperberat
oleh acidisis. Tanda-tanda klinis baru
tampak jika kadar kalium sudah sangat
tinggi, berupa aritmia ventrikuler
(multiple PVC). Perubahan ECG yang
khas baru muncul lambat pada kadar
kalium 6 mEq/L. kombinasi aritmia
32. dengan hiperkalemia mudah sekali berubah
menjadi cardiac arrest karena ventricular
fibrillation (VF). pH <7.20 dan BE < -5 perlu
mendapat koreksi segera dengan Na-bicarbonat.
Dosis diberikan 1/3 x Berat Badan x selisih BE
=……….mEq. Yang dimaksud “selisih BE”
misalnya kasus dengan BE -11; selisih BE
adalah -11 dengan -2 = 9 unit. Dosis tersebut
diberikan secara i.v.pelan, dalam 2 bagian,
selang 30-60 menit. Koreksi diberikan untuk
mencapai BE -2 saja (tidak sampai 0)
33. Alkalosis menurunkan kadar kalium di
dalam darah. Hi[pokalemia
memudahkan aritmia dan intoksikasi
digitalis. Selain itu, alkalosis juga
mendorong kurve disosiasi oksigen ke
kiri sehingga affinitas hemoglobin O2
bertmbah. Hal ini menyebabkan
pelepasan oksigen dari Hb ke jaringan
jadi lebih sulit
34. pCO2 yang tinggi (80-100 mmHG)
menyebabkan coma, aritmia ventrikuler
serta vasodilatasi pembuluh darah otak.
Vasodilatasi cerebral ini menyebabkan
aliran darah ke otak dan tekanan intra-
cranial meningkat
pCO2 yang rendah (< 25 mmHG)
menyebabkan vasokonstruksi pembuluh
darah otak dan penurunan aliran darah ke
otak sehingga menyebabkan hipoksia otak