SlideShare a Scribd company logo
1 of 88
MUHAMMAD FAKHRURROZI
   Pola perilaku atau cara berhubungan dengan
    orang lain yang benar-benar kaku.
   Kekakuan tersebut menghalangi mereka untuk
    menyesuaikan diri terhadap tuntutan
    eksternal.
   KELOMPOK A : orang yang dianggap aneh atau eksentrik.
     PARANOID
     SKIZOID
     SKIZOTIPAL


   KELOMPOK B : orang dengan perilaku yang terlalu dramatis, emosional
    atau eratik (tidak menentu)
     ANTISOSIAL
     BORDERLINE
     HISTRIONIK
     NARSISISTIK


   KELOMPOK C : orang yang seringkali tampak cemas atau ketakutan
     AVOIDANT
     DEPENDEN
     OBSESIF KOMPULSIF
   Ciri utama: perasaan curiga yang berulang-
    cenderung untuk menginterpretasi perilaku
    orang lain sebagai hal yang mengancam atau
    merendahkan.
   Sangat tidak percaya pada orang lain
   Hubungan sosialnya buruk
   Masih bisa bekerja
   Terlalu sensitif terhadap kritikan nyata atau
    yang dibayangkan
   Mudah marah jika merasa diperlakukan dengan
    tidak baik
   Tidak mempercayakan rahasia pribadinya pada
    orang lain
   Mempertanyakan ketulusan dalam persahabatan
   Mencurigai kesetiaan dalam hubungan erat
   Cenderung hypervigilant (sangat hati-hati) dan
    selalu waspada terhadap sesuatu yang
    mengancam
   Menolak untuk disalahkan walau ada bukti
   Terlihat “dingin”, menjaga jarak, licik,
    pembohong dan tidak punya rasa humor
   Cenderung argumentatif
   Cenderung tidak mencari penanganan
   Memandang orang lain sebgai penyebab dari
    masalah mereka
   Laki-laki > perempuan
A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif
    (menyebar) kepada orang lain sehingga motif mereka
    dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa
    dewasa awal dan tampak dalam konteks, seperti yang
    ditunjukkan empat (atau lebih) berikut:
   (1).menduga tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain
       memanfaatkan, membahayakan atau mengkhianati
       dirinya.
   (2).preokupasi dengan keraguan yang tidak pada
       tempatnya tentang loyalitas atau kejujuran teman
       atau rekan kerja.
   (3).enggan untuk menceritakan rahasia orang lain
       karena takut yang tidak perlu bahwa informasi akan
       digunakan secara jahat melawan dirinya.
(4).membaca arti merendahkan atau mengancam
   yang tersembunyi dari ucapan atau kejadian yang
   biasa.
(5).secara persisten menanggung dendam yaitu tidak
   memaafkan kerugian, cedera atau kelalaian.
(6).merasakan serangan terhadap karakter atau
   reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain
   dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas
   menyerang.
(7).memiliki kecurigaan yang berulang, tanpa
   pertimbangan, tentang kesetiaan atau mitra
   seksual.
B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
   skozfrenia, suatu gangguan mood dengan ciri
   psikotik, atau gangguan psikotik lain dan
   bukan karena efek fisiologis langsung dari
   kondisi medis umum.
   Catatan: jika kriteria terpenuhi sebelum onset
   skizoffrenia, tambahkan “pramorbid”,
   misalnya “gangguan kepribadian paranoid
   (pramorbid)”.
   Gangguan delusional -> pada paranoid tidak
    ditemukan waham yang terpaku
   Skizofrenia paranoid -> pada paranoid tidak
    ditemukan halusinasi dan pikiran formal
   Gangguan kepribadian borderline -> pada
    paranoid, mereka jarang mampu terlibat secara
    berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan
    orang lain
   Gangguan kepribadian antisosial -> pada paranoid
    tidak ditemukan karakter antisosial sepanjang
    riwayat perilaku antisosial yang muncul
   Gangguan kepribadian skizoid -> mereka menarik
    diri dan menjauhkan diri dari orang lain tapi tidak
    memiliki gagasan paranoid
   Pada beberapa orang gangguan kepribadian
    paranoid terjadi seumur hidup
   Seringkali menjadi tanda munculnya skizofrenia
   Pada sebagian orang, pasien memiliki masalah
    seumur hidup dan memiliki masalah
    perkawinan serta pekerjaan
Seorang pensiunan pengusaha berusia 85 tahun
diwawancarai oleh pekerja sosial untuk menentukan
kebutuhan perawatan kesehatan bagi dirinya serta
istrinya yang sakit dan lemah. Pria ini tidak memiliki
sejarah penanganan gangguan mental. Ia terlihat sehat
dan waspada secara mental. Ia dan istrinya telah
menikah selama 60 tahun dan tampak bahwa istrinya
adalah satu-satunya orang yang ia percaya. Dia selalu
curiga pada orang lain. Ia tidak akan mengungkapkan
informasi pribadi pada siapapun kecuali pada istrinya.
Ia yakin bahwa orang lain akan mengambil
keuntungan darinya.
Ia menolak tawaran bantuan dari kenalannya
karena ia curiga dengan motif mereka. Saat
menerima telepon ia akan menolak untuk
menyebutkan namanya sampai ia tahu maksud si
penelepon. Ia meluangkan waktu yang cukup
banyak untuk memonitor investasinya dan pernah
bertengkar dengan pialangnya saat terjadi
kesalahan dalam rekening bulanannya yang
membuatnya curiga bahwa pialangnya tersebut
berusaha menutupi transaksi yang curang.
   Ciri utama : kurangnya minat sosial, social withdrawal
    dan extreme loner.
   Emosinya tampak dangkal atau tumpul (“dingin”),
    dalam kadar yang lebih rendah dari skizofrenia
   Mereka jarang marah, bahagia atau sedih dalam taraf
    yang kuat
   Mereka tampak menjaga jarak
   Wajahnya jarang menampilkan ekspresi emosional,
    jarang tersenyum atau salam kepada orang lain
   Tidak terpengaruh dengan kritik atau pujian
   Kontak dengan realitas mereka lebih baik dibanding
    skizofrenia
   Pria -> cenderung jarang berkencan atau tidak menikah
   Perempuan -> cenderung menerima ajakan romantis,
    namun pasif dan menikah, mereka jarang berinisiatif
    mengembangkan ikatan emosionalnya dengan pasangan
   Ada kesenjangan antara penampilan luar dengan inner life,
    misalnya terlihat tidak minat secara seksual tapi menjadi
    voyeuristik dan tertarik dengan pornografi
   Tampaknya mereka juga memiliki sensitivitas yang kuat,
    rasa ingin tahu yang mendalam akan orang lain dan
    harapan akan cinta yang tidak dapat diekspresikan
   Beberapa mengalihkan sensitivitas diekspresikan dengan
    rasa mendalam thd hewan
A.   Pola pervasif dari hubungan sosial dan rentang
     pengalaman emosi yang terbatas dalam lingkungan
     interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan
     ditemukan dalam berbagai konteks, seperti yang
     dinyatakan oleh empat (atau lebih) berikut:
     (1).tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan
         dekat, termasuk menjadi bagian dari keluarga
     (2).hampir selalu memilih aktivitas seorang diri
     (3).memiliki sedikit, jika ada, minat mengalami
         pengalaman seksual dengan orang lain
     (4).merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada,
         aktivitas
     (5).tidak memiliki teman dekat atau orang yang
         dipercaya selain sanak saudara derajat pertama
(6).tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik
      orang lain
   (7).menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan
      atau pendataran afektivitas
B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
   skozfrenia, suatu gangguan mood dengan ciri
   psikotik, atau gangguan psikotik lain atau suatu
   gangguan perkembangan pervasif dan bukan
   karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis
   umum.
   Catatan: jika kriteria terpenuhi sebelum onset
   skizoffrenia, tambahkan “pramorbid”, misalnya
   “gangguan kepribadian skizoid (pramorbid)”.
   Skizofrenia -> pasien skizoid tidak memiliki sanak
    saudara skizofrenik, dan mereka memiliki riwayat
    pekerjaan yang berhasil. Pasien juga tidak memiliki
    waham atau halusinasi.
   Gangg.Keprib.Paranoid -> pasien paranoid lebih
    menunjukkan keterlibatan sosial, riwayat perilaku agresif
    verbal & cenderung melakukan proyeksi atas perasaan
    mereka.
   OCPD -> pasien OCPD memiliki riwayat hubungan
    objek yang lebih banyak di masa lalu dan tidak terlibat
    lamunan autistik.
   Gangg.Kepr.Skizotipal -> pasien ini lebih mirip dengan
    pasien skizofrenik dalam hal keanehan persepsi, pikiran,
    perilaku dan komunikasi.
   Gangg.Kepr.Menghindar -> sama-sama terisolasi, tapi
    pasien memiliki masih minat sosial.
   Onset biasanya pada masa anak-anak awal
   Gangguan berlangsung lama tapi tidak selalu
    seumur hidup
John, seorang pensiunan polisi berusia 50 th,
mengalami gangguan psikologis sejak anjing
kesayangannya mati ditabrak mobil. Sejak itu ia
merasa sedih dan lelah. Ia menjadi sulit konsentrasi
dan sulit tidur. Ia tinggal sendiri dan lebih senang
menyendiri. Membatasi kontak dengan orang lain
hanya dengan menyapa “Halo” atau “Apa
kabar?”,sambil terus berlalu. Ia merasa bahwa
percakapan sosial hanya membuang-buang waktu dan
merasa canggung jika ada orang lain yang mencoba
membina hubungan persahabatan. Ia tidak memiliki
minat sosial yang nyata, meskipun ia gemar membaca
atau melihat berita di tv.
Satu-satunya hubungan yang ia miliki adalah dengan
anjingnya. Dengan anjingnya, ia merasa dapat berbagi
perasaan yang sensitif dan lebih hangat daripada
yang dapat ia bagi dengan orang lain. Ia sering
bertukar kado dengan anjingnya. Ia memberi hadiah
kepada anjingnya dan membeli minuman – yang ia
bayangkan merupakan hadiah dari anjingnya. Satu-
satunya peristiwa yang membuatnya sedih adalah
saat kematian anjingnya. Ketika orang tuanya
meninggal, ia tidak menunjukkan respon emosional
yang sewajarnya seperti orang yang sedih. Ia merasa
dirinya berbeda dari orang lain dan bingung dengan
adanya emosionalitas yang dia lihat pada orang lain.
   Ditandai dengan keeksentrikan dalam berpikir
    dan berperilaku, namun tanpa ciri psikotik
    yang jelas.
   Bisa menjadi sangat cemas dalam situasi sosial,
    bahkan saat sedang berinteraksi dengan orang
    yang dikenalnya.
   Kecemasan sosialnya tampaknya berkaitan
    dengan pikiran paranoid (takut akan disakiti
    orang lain)
   Keeksentrikannya meliputi perilaku, persepsi
    dan keyakinan yang ganjil.
   Mengembangkan ideas of reference: sebuah
    bentuk pikiran delusional dimana seseorang
    membaca makna pribadi dari perilaku orang lain
    atau peristiwa eksternal, seperti keyakinan bahwa
    orang lain sedang membicarakan mereka.
   Mereka bisa terlibat dalam “pikiran magis”,
    seperti keyakinan bahwa mereka memiliki indera
    keenam atau bahwa orang lain dapat merasakan
    perasaan mereka.
   Pembicaraan mereka sering tidak jelas atau abstrak
    dalam artian yang tidak biasa, sehingga sulit
    dipahami
   Penampilan mereka berantakan, menunjukkan
    sikap dan perilaku yang tidak umum seperti
    berbicara sendiri saat bersama orang lain
   Wajah mereka hanya menunjukkan sedikit emosi
   Cenderung menarik diri secara sosial dan menjaga
    jarak
   Mereka tampak cemas berada di sekitar orang-
    orang yang tidak dikenal
   Laki-laki > perempuan
   Tidak termasuk pada perilaku yang berkaitan
    dengan budaya atau ritual agama seperti voodoo
    dan keyakinan magis lainnya
A. Pola pervasif defisit sosial dan interpersonal yang
   ditandai oleh ketidaksenangan akut dengan, dan
   penurunan kapasitas untuk, hubungan erat dan juga
   oleh penyimpangan kognitif atau persepsi dan perilaku
   eksentrik, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak
   dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh
   lima (atau lebih) berikut:
   (1).gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of
       reference) (kecuali waham yang menyangkut diri
       sendiri)
   (2).keyakinan aneh atau pikiran magis yang
       mempengaruhi perilaku dan tidak konsisten dengan
       norma kultural (misalnya, percaya takhyul, percaya
       dapat melihat apa yang akan terjadi, telepati, indera
       keenam, pada anak-anak dan remaja, khayalan atau
       preokupasi yang kacau)
(3).pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk
   ilusi tubuh
(4).pikiran dan bicara yang aneh (misalnya samar-
   samar, sirkumstansialitas, metaforik, terlalu
   berbelit-belit atau stereotipik)
(5).kecurigaan atau ide paranoid
(6).afek yang tidak sesuai atau terbatas
(7).perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau
   janggal
(8).tidak memiliki teman akrab atu orang yang
   dipercaya selain sanak saudara derajat pertama
(9).kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak
   menghilang dengan keakraban dan cenderung
   disertai dengan ketakutan paranoid ketimbang
   pertimbangan negatif tentang diri sendiri
B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
   skozfrenia, suatu gangguan mood dengan ciri
   psikotik, atau gangguan psikotik lain atau
   suatu gangguan perkembangan pervasif.
   Catatan: jika kriteria terpenuhi sebelum onset
   skizofrenia, tambahkan “pramorbid”, misalnya
   “gangguan kepribadian skizotipal
   (pramorbid)”.
   Gangg.Kepr.Skizoid ->pasien skizotipal
    memiliki keanehan dalam perilaku, pikiran,
    persepsi dan komunikasi dan memiliki riwayat
    keluarga skizofrenik
   Skizofrenia -> pasien skizotipal tidak memiliki
    ciri-ciri psikosis
   Gangg.Kepr.Paranoid -> pasien paranoid
    memiliki tanda kecurigaan tetapi tidak
    memiliki perilaku aneh
   10% pasien skizotipal melakukan bunuh diri
   Pasien skizotipal sebagian besar dilaporkan
    memiliki gangguan skizofrenia
   Skizotipal merupakan kepribadian premorbid
    dari skizofrenia
   Banyak pasien yang mempertahankan
    kepribadian skizotipalnya seumur hidup,
    menikah dan bekerja dengan tetap
    mempertahankan keanehannya
Jonathan, mekanik, pria 27 tahun, memiliki sedikit
teman dan lebih memilih membaca novel fiksi ilmiah
dibandingkan bersosialisasi dengan orang lain. Ia
jarang bergabung dalam percakapan dengan orang
lain. Suatu saat ia tampak seperti hanyut dalam
pikirannya sendiri. Ia sering menunjukkan ekspresi
ganjil di wajahnya. Mungkin ciri perilaku yang paling
tidak umum adalah ia melaporkan pengalaman yang
datang sewaktu-waktu akan perasaan bahwa
almarhum ibunya berdiri di dekatnya. Keyakinan ini
menenangkan baginya dan ia menantikan terjadinya
peristiwa itu kembali. Jonathan menyadari hal
tersebut tidak nyata. Ia tidak pernah mencoba untuk
menyentuh ruh tersebut. Perasaan berada di dekat ruh
ibunya merupakan pengalaman yang cukup
menenangkan katanya.
   Ditandai dengan perilaku antisosial dan tidak
    bertanggung jawab serta kurangnya
    penyesalan untuk kesalahan mereka
   Secara berulang melakukan pelanggaran
    terhadap hak orang lain dan sering melanggar
    hukum
   Mengabaikan norma dan konvensi sosial,
    impulsif dan gagal membina komitmen
    interpersonal dan pekerjaan
   Sering pula menunjukkan kharisma dalam
    penampilan mereka
   IQ minimal rata-rata
   Ciri yang menonjol : kurangnya kecemasan
    saat berhadapan dengan situasi yang
    mengancam, kurang rasa bersalah dan
    penyesalan atas kesalahan mereka
   Sebelumnya disebut PSIKOPAT -> patologis
    pada fungsi psikis
   Lalu SOSIOPAT -> patologis pada fungsi sosial
   Terdapat 2 dimensi psikopati yaitu:
     DIMENSI KEPRIBADIAN

       Ciri kepribadian: kharisma di luar, egois,
       self centeredness, kurang empati, keji, tidak
       menyesal atas kesalahan, tidak menghargai
       perasaan dan kesejahteraan orang lain,
       tidak bertanggung jawab, tidak peka
       dengan kebutuhan orang lain,
   DIMENSI PERILAKU
    Gaya hidup tidak stabil dan antisosial,
    sering berhadapan dengan hukum, riwayat
    kerja yang minim dan hubungan tidak
    stabil, impulsif, memiliki masalah
    perkawinan, tidak memiliki rencana jangka
    panjang, melakukan kekerasan,
    penyalahgunaan obat dan alkohol
A. Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan
   melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia 15
   tahun,seperti yang ditunjukkan oleh tiga (atau lebih)
   berikut:
   (1).gagal untuk mematuhi norma sosial dengna
       menghormati perilaku sesuai hukum seperti yang
       ditunjukkan dengan berulang kali melakukan
       tindakan yang menjadi dasar penahanan
   (2).ketidakjujuran, seperti yang ditunjukkan oleh
       berulang kali berbohong, menggunakan nama
       samaran, atau menipu orang lain untuk
       mendapatkan keuntungan atau kesenangan pribadi
(3).impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa
        depan
    (4).iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan
        oleh perkelahian fisik atau penyerangan yang
        berulang
    (5).secara sembrono mengabaikan keselamatan diri
        sendiri atau orang lain
    (6).terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti
        ditunjukkan oleh kegagalan berulang kali untuk
        mempertahankan perilaku kerja atau menghormati
        kewajiban finansial
    (7).tidak adanya penyesalan, seperti yang ditunjukkan
        oleh acuh tak acuh terhadap atau mencari-cari
        alasan telah disakiti, dianiaya atau dicuri oleh orang
        lain
B. Individu sekurang-kurangnya berusia 18 tahun
C. Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi
   dengan onset sebelum usia 15 tahun
D. Terjadinya perilaku antisosial tidak semata-
   mata selama perjalanan skizofrenia atau suatu
   episode manik
   Perilaku ilegal -> gangg.kepr.antisosial
    melibatkan banyak bidang dalam kehidupan
    seseorang.
   Penyalahgunaan zat dan gangg.kepr.antisosial-
    > jk dimulai pada masa anak-anak dan terus
    memasuki kehidupan dewasa, kedua diagnosis
    harus didiagnosis.
   Diagnosis gangg.kepr.antisosial tidak
    diperlukan jika terdapat diagnosis MR,
    skizofrenia atau mania
   Puncak perilaku antisosial biasanya terjadi
    pada masa remaja akhir
   Biasanya gejala akan menurun seiring dengan
    bertambahnya usia
   Banyak pasien yang mengalami gejala
    somatisasi dan keluhan fisik
   Seringkali disertai dengan gangguan depresif,
    penyalahgunaan zat dan alkohol
Cirebon - Very Idham Henyansyah alias Ryan, berjuluk
Jagal dari Jombang atas kasus 11 pembunuhan berantai
yang dilakukannya. Kini media asing memberi julukan
baru, The Smiling Killer. Apa tanggapan Ryan?

"Apaan tuh? Sebodo mau disebut apaan juga," tukas Ryan
dalam perbincangan dengan detikcom di Lapas Kelas 1
Kesambi, Cirebon, Jumat (15/10/2010).

Menurut Ryan, dia sama sekali tidak menduga akan
mendapatkan publikasi luas atas perbuatannya. Apalagi
kalau sampai kemudian dibuatkan film dokumenter yang
tayang di mancanegara.
"Nggak tahu," kata Ryan pendek soal rencana
penayangan film dokumenternya.

Ryan mengatakan, dia dulu pernah becanda
dengan teman-teman saat masih SMA. Bagaimana
caranya supaya jadi orang terkenal.

"Terus gue bilang, bunuh saja orang terkenal
sebanyak-banyaknya. Eh, jadi terkenal benaran
deh. Terkenal jeleknya," sesal Ryan.
Kasus pembunuhan yang dilakukan Ryan menggegerkan
Tanah Air pada medio 2008. Berawal dari kasus mutilasi di
Depok, terkuak Ryan juga telah membunuh 10 orang lain
termasuk di Jombang, Jawa Timur. Ryan kini mendekam
di Lapas Kelas 1 Kesambi Cirebon.

Kisah Ryan pun menarik perhatian media asing. Hasilnya,
film dokumenter Ryan akan mendunia lewat TV kabel di
saluran Crime and Investigation Network (CIN). Bahkan
Ryan diberi julukan baru, The Smiling Serial Killer.

Tayangan ini akan tayang perdana Minggu (17/10/2010)
pukul 20.00 WIB. Di Indovision, CIN ditayangkan pada
channel 208.
(http://www.detiknews.com/read/2010/10/15/143044/1466038/10/diberi-
julukan-the-smiling-killer-ryan-tak-peduli)
   Ditandai dengan ketidakstabilan dalam hubungan,
    citra diri dan mood serta kurangnya kontrol atas
    impuls
   Perilakunya berada pada batas(ambang) antara
    NEUROSIS dan PSIKOSIS
   Hampir selalu berada dalam keadaan krisis
   Pergeseran mood sangat sering. Pasien dapat bersifat
    argumentatif di satu waktu dan depresif di lain waktu
    serta selanjutanya mengeluh tidak memiliki perasaan
    pada waktu lainnya
   Mood berkisar dari kemarahan dan iritabilitas sampai
    pada depresi dan kecemasan yang masing-masing
    berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari
   Ketidakstabilan dalam citra diri membuat mereka
    berada dalam perasaan kosong dan kebosanan terus
    menerus
   Perilakunya sangat tidak dapat diramalkan
   Mereka kesulitan dalam mengendalikan kemarahan dan
    rentan terhadap perkelahian
   Perilakunya seringkali impulsif, misalnya kawin lari
    dengan orang yang baru dikenal, aktivitas seksual
    sembarangan, penyalahgunaan obat, konsumtif dalam
    belanja, berjudi, dsb
   Perilaku impulsif ini seringkali bersifat self destructive
    seperti self mutilation, isyarat-isyarat bunuh diri serta
    percobaan bunuh diri yang aktual misalnya berusaha
    mengiris pergelangan tangan atau menyundut
    tubuhnya dengan rokok
   Mereka sangat takut akan sendirian dan akan
    melakukan usaha-usaha nekat untuk menghindari
    perasaan ditinggalkan
   Ketakutan akan ditinggalkan membuat mereka
    menjadi pribadi yang menuntut secara sosial
   Penolakan sosial membuatnya sangat marah dan
    mengakibatkan kerenggangan hubungan sosial
   Perasaan mereka terhadap orang lain sangat
    mendalam dan berubah-ubah
   Mereka silih berganti antara melakukan pemujaan
    yang ekstrem (saat kebutuhan mereka terpenuhi)
    dan memendam kebencian (saat mereka merasa
    terabaikan)
   Seringkali berpindah-pindah pasangan secara cepat
    dan menggebu-gebu
   Orang yang dipuja akan diperlakukan dengan
    penuh kebencian saat hubungan berakhir atau saat
    mereka merasa orang tersebut gagal dalam
    memenuhi kebutuhan mereka
   Mereka memiliki hubungan yang sangat
    bermasalah dengan keluarga dan memiliki riwayat
    traumatis saat anak-anak seperti kehilangan atau
    perpisahan dengan orang tua, penganiayaan,
    kekerasan atau pengabaian
   Sulit bekerjasama saat psikoterapi. Menuntut
    dukungan yang besar pada terapis, menelepon
    terus menerus atau pura-pura bunuh diri untuk
    mendapat dukungan atau meninggalkan terapis
    secara dini.
Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra
diri dan afek dan impulsivitas yang jelas pada masa dewasa
awal dan ditemukan dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut:
(1).usaha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang
  nyata atau khayalan.Catatan:tidak termasuk perilaku
  bunuh diri atau mutilasi diri yang ditemukan dalam
  kriteria 5
(2).pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat
  yang ditandai oleh perubahan antara ekstrim-ekstrim
  idealisasi dan devaluasi
(3).gangguan identitas:citra diri atau perasaan diri sendiri
  yang tidak stabil secara jelas dan persisten
(4).impulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang
    membahayakan diri sendiri (misalnya
    berbelanja,seks,penyalahgunaan zat,ngebut gila-
    gilaan,pesta makan).Catatan:tidak termasuk perilaku
    bunuh diri atau mutilasi diri yang ditemukan dalam
    kriteria 5
(5).perilaku,isyarat atau ancaman bunuh diri yang
    berulangkali, atau perilaku mutilasi diri
(6).ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas
    (misalnya disforia episodik kuat,iritabilitas,atau
    kecemasan biasanya berlangsung beberapa jam dan
    jarang lebih dari beberapa hari)
(7).perasaan kosong yang kronis
(8).kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau
    kesulitan dalam mengendalikan kemarahan(misalnya
    sering menunjukkan temper,marah terus
    menerus,perkelahian fisik berulangkali)
(9).ide paranoid yang transien dan berhubungan
   dengan stres, atau gejala disosiatif yang parah
   Skizofrenia -> BPD tidak ada episode psikotik,
    gangguan pikiran dan tanda skizofrenik lain
    yang berkepanjangan
   Skizotipal -> BPD tidak menunjukkan gagasan
    yang aneh, dan pikiran yang sangat aneh
   Gangguan ini cukup stabil dan pasien
    menunjukkan perubahan seiring dengan
    perubahan waktu
   Penelitian longitudinal menunjukkan
    gangguan ini tidak mengarah ke skizofrenia
   Namun, rentan untuk mengalami episode
    gangguan depresi berat
   Diagnosis biasanya dibuat sebelum usia 40
    tahun
Klien : “Saya menahan kemarahan dalam diri saya, yang
         terjadi adalah..saya tidak dapat merasakannya,
         saya mendapat serangan panik. Saya menjadi
         sangat gugup, merokok terlalu banyak. Jadi apa
         yang terjadi pada saya, saya adalah cenderung
         „meledak‟. Berurai air mata atau menyakiti diri
         atau apapun..karena saya tidak tahu bagaimana
         caranya untuk mengatasi semua perasaan yang
         campur aduk ini.
Konselor : “Apa contoh terbaru dari „ledakan‟ itu?”
Klien : “Beberapa bulan yang lalu saya sendirian di rumah,
         saya ketakutan! Saya mencoba mengontak pacar
         saya dan saya tidak bisa melakukannya..Saya tidak
         tahu dimana dia berada. Semua teman saya
         tampak sibuk malam itu dan saya tidak punya
         siapa-siapa untuk diajak bicara..saya makin dan
         semakin gugup dan makin dan semakin kacau.
Klien : “…Akhirnya..dor!...saya ambil rokok dan
        menyalakannya dan menancapkannya di
        lengan saya. Saya tidak tahu mengapa saya
        melakukan hal itu karena saya tidak peduli
        pada hal itu. Saya kira pada waktu itu saya
        merasa bahwa saya harus melakukan
        sesuatu yang dramatis….”.
   Ditandai oleh kebutuhan yang berlebihan akan
    perhatian, pujian, dukungan berulang dan persetujuan
   Melibatkan emosi yang berlebihan dan kebutuhan yang
    besar untuk menjadi pusat perhatian
   Cenderung dramatis dan emosional namun emosi
    mereka tampak dangkal, dibesar-besarkan dan mudah
    berubah
   Mereka dapat menunjukkan keriangan yang berlebihan
    saat bertemu dengan seseorang atau menjadi sangat
    marah saat seseorang tidak menyadari gaya rambut
    mereka yang baru
   Mereka cenderung menuntut agar orang lain memenuhi
    kebutuhan mereka dan berperan sebagai korban saat
    orang lain mengecewakan mereka
   Bila mereka merasa demam, mereka akan
    mendesak agar orang lain meninggalkan
    aktivitasnya dan segera membawanya ke dokter
   Mereka cenderung self centered dan tidak toleran
    terhadap penundaan kesenangan, mereka ingin apa
    yang mereka inginkan saat mereka
    menginginkannya
   Mereka sangat tertarik pada mode, dan menjadikan
    penampilan fisik sebagai daya tarik bagi orang lain
   Pria -> berpakaian macho untuk menarik perhatian
   Perempuan -> berpakaian feminin disertai banyak
    aksesoris
   Bila mereka tidak diperhatikan, mereka akan sedih,
    kecewa dan marah.
Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian
yang berlebihan, dimulai pada masa dewasa awal dan
tampak dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan pada lima (atau lebih) berikut:
(1).tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak
     merupakan pusat perhatian
(2).interaksi dengan orang lain seringkali ditandai oleh
     godaan seksual yang tidak pada tempatnya atau
     perilaku provokatif
(3).menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan
     ekspresi emosi yang dangkal
(4).secara terus menerus menggunakan penampilan
     fisik untuk menarik perhatian kepada dirinya
(5).memiliki gaya bicara yang sangat
   impresionistik dan tidak memiliki perincian
(6).menunjukkan dramatisasi diri, teatrikal dan
   ekspresi emosi yang berlebihan
(7).mudah disugesti yaitu mudah dipengaruhi
   oleh orang lain dan situasi
(8).menganggap hubungan menjadi lebih intim
   ketimbang keadaan sebenarnya
   BPD -> sulit dibedakan dengan histrionik,
    cuma pada BPD lebih sering ditemukan usaha
    bunuh diri, difusi identitas dan episode
    psikotik singkat
   Somatisasi -> bisa terjadi bersama-sama
    dengan histrionik
   Gangg.Psikotik singkat dan disosiatif ->
    mungkin perlu mendapatkan diagnosis
    penyerta gangg.kepr.histrionik
   Dengan bertambahnya usia, pasien cenderung
    menunjukkan gejala yang lebih sedikit
   Mereka adalah pencari sensasi dan mungkin
    terlibat masalah hukum, penyalahgunaan obat
    dan zat terlarang
   Memiliki rasa bangga atau keyakinan yang
    berlebihan terhadap diri mereka sendiri dan
    kebutuhan yang ekstrem akan pemujaan
   Mereka membesar-besarkan prestasi mereka dan
    berharap orang lain menghujaninya dengan pujian
   Mereka berharap orang lain akan melihat kualitas
    khusus mereka, meskipun prestasinya biasa saja
   Mereka tetap dapat mengorganisasi pikiran dan
    perilaku mereka serta cenderung bisa berhasil
    dalam karir
   Mereka sangat peka terhadap kritik. Cenderung
    marah jika dikritik
   Mereka asyik dengan dirinya dan kurang
    empati dengan orang lain dan berpura-pura
    simpati hanya untuk mencapai kepentingan
    dirinya
   Mereka juga seringkali memanfaatkan orang
    lain
   Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan
    terhadap depresi
Pola pervasif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku),
membutuhkan kebanggan, dan tidak ada empati, dimulai
pada dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks,
seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut:
(1).memiliki rasa kepentingan diri yang besar (misalnya
     pencapaian dan bakat yang dilebih-lebihkan, berharap
     terkenal sebagai superior tanpa usaha yang sepadan)
(2).preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan,
     kekuatan, kecerdasan, kecantiakn atau cinta ideal yang
     tidak terbatas
(3).yakin bahwa ia adalah “khusus” dan unik dan dapat
     dimengerti hanya oleh atua harus berhubungan dengan
     orang lain (atau insitusi) yang khusus atau memiliki
     status tinggi
(4).membutuhkan kebanggaan yang berlebihan
(5).memiliki perasaan bernama besar yaitu harapan
   yang tidak beralasan akan perlakuan khusus atau
   kepatuhan otomatis sesuai harapannya
(6).eksploitatif secara interpersonal yaitu mengambil
   keuntungan dari orang lain untuk mencapai
   tujuannya sendiri
(7).tidak memiliki empati:tidak mau mengenali atau
   mengetahui perasaan dan kebutuhan orang lain
(8).sering merasa iri dengan orang lain atau yakin
   bahwa orang lain iri kepada dirinya
(9).menunjukkan perilaku yang congkak atau
   sombong
Gangg.Kepr.Borderline, Histrionik dan Antisosial
seringkali ditemukan bersama-sama Narisisistik.
BPD -> pasien memiliki kecemasan yang lebih tinggi
        dan kehidupannya lebih kacau disertai usaha
        bunuh diri, sedangkan narsisistik cenderung
        lebih terarah pikiran dan perilakunya
Antisosial -> memiliki riwayat perilaku impulsif,
              seringkali ditandai dengan
              penyalahgunaan obat dan berurusan
              dengan hukum
Histrionik -> menunjukkan ciri-ciri ekshibisionisme
              dan manipulatif yang mirip, namun
              narsisistik cenderung lebih
              membanggakan diri mereka dan kurang
              mendramatisir keadaan
   Narsisistik termasuk bersifat kronis dan sukar
    disembuhkan
   Ketuaan merupakan hal yang menakutkan,
    karena atribut kecantikan, kekuatan dan
    kemudaan adalah hal yang sangat penting bagi
    mereka
   Menjadi lebih rentan terhadap krisis
    kehidupan di usia pertengahan dibandingkan
    kelompok lain
   Penghindaran terhadap hubungan sosial karena takut
    akan penolakan dan kritik -> tetap memiliki minat
    sosial
   Mereka tidak memasuki hubungan tanpa ada jaminan
    penerimaan
   Mereka menghindari percakapan dengan orang lain,
    dan menyendiri
   Mereka takut dipermalukan di depan publik, berpikiran
    bahwa orang lain akan melihat mereka merona,
    menangis atau bertindak gugup
   Cenderung terikat pada rutinitas dan melebih-lebihkan
    resiko atau usaha dalam mencoba hal baru
   Mereka mudah keliru mengartikan komentar orang lain
    sebagai penghinaan atau ejekan
   Penolakan suatu permohonan menyebabkan
    mereka menarik diri dari orang lain dan
    merasa terluka
   Teman mereka cenderung sedikit
   Sifat dasarnya adalah malu-malu
Pola pervasif hambatan sosial, perasaan tidak cakap dan
kepekaan berlebihan terhadap penilaian negatif dimulai
pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai
konteks seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih)
berikut:
(1).menghindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan
     kontak interpersonal yang bermakna, karena takut
     akan kritik, celaan atau penolakan
(2).tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa
     yakin akan disenangi
(3).menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim
     karena rasa takut dipermalukan atau ditertawakan
(4).preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam
     situasi sosial
(5).terhambat dalam situasi interpersonal yang
   baru karena perasaan tidak adekuat
(6).memandang diri sendiri sebagai janggal secara
   sosial, tidak menarik secara pribadi atau lebih
   rendah dari orang lain
(7).tidak biasanya enggan untuk mengambil
   resiko pribadi atau melakukan aktivitas baru
   karena dapat membuktikan penghinaan
   Skizoid -> pasien gangg.kepr.avoidance tetap
    memiliki minat sosial
   Borderline & Histrionik -> pasien avoidance
    tidak menuntut, tidak mudah marah
   Dependen -> secara klinis dianggap serupa
    dengan avoidance, cuma pasien
    gangg.kepr.dependen dianggap memiliki
    ketakutan yang lebih tinggi akan penelantaran
    atau tidak dicintai
   Banyak pasien mampu untuk berfungsi,
    asalkan mereka berada dalam lingkungan yang
    terlindung
   Mereka juga menikah dan memiliki keluarga
   Namun jika sistem pendukung mereka gagal,
    mereka cenderung menjadi depresi, cemas dan
    marah
   Ditemukan penghindaran fobik. Mereka juga
    memiliki riwayat fobia sosial atau berkembang
    menjadi fobia sosial dalam perjalanan
    penyakitnya
   Ditandai oleh kesulitan dalam membuat keputusan
    yang mandiri dan perilaku bergantung pada orang lain
    yang berlebihan, pesimis, peragu, pasif dan tidak
    teguh hati
   Menjadi sangat patuh dan melekat dalam hubungan
    mereka serta sangat takut akan perpisahan
   Merasa sangat sulit melakukan segala sesuatu sendiri
    tanpa bantuan orang lain
   Mereka mencari saran dalam membuat keputusan
    kecil sekalipun
   Anak-anak atau remaja dengan gangguan ini meminta
    orang tuanya untuk memilihkan pakaian, makanan,
    sekolah bahkan teman-teman mereka
   Orang dewasa dengan gangguan ini membiarkan
    orang lain memutuskan hal penting bagi dirinya
    seperti pernikahan
   Setelah menikah, mereka bergantung pada
    pasangannya untuk memilihkan dimana mereka
    tinggal, jenis pekerjaan apa yang cocok baginya,
    tetangga mana yang boleh diajak bergaul, anggaran
    rumah tangga, pola asuh anak, dsb
   Mereka menolak tantangan dan promosi serta bekerja di
    bawah kemampuan mereka
   Mereka cenderung menjadi peka terhadap kritik serta
    terpaku pada rasa takut akan penolakan dan
    pencampakan
   Mereka dapat merasa hancur karena berakhirnya suatu
    hubungan dekat atau karena ada kemungkinan
    menjalani kehidupan sendiri
   Mereka sering mengesampingkan kebutuhannya demi
    orang lain
   Mereka rela dihina demi menyenangkan orang lain
Kebutuhan yang pervasif dan berlebihan untuk diasuh
yang menyebabkan perilaku tunduk dan menggantung
dan rasa takut akan perpisahan, dimulai pada masa
dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti
yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut:
(1).mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan
    setiap hari tanpa sejumlah besar nasehat dan
    penenteraman dari orang lain
(2).membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung
    jawab dalam sebagian besar bidang utama
    kehidupannya
(3).memiliki kesulitan dalam mengekspresikan
    ketidaksetujuan pada orang lain. Catatan:tidak
    termasuk rasa takut yang realistik akan ganti rugi
(4).memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau
    melakukan hal dengan diri sendiri (karena tidak
    memiliki keyakinan diri dalam pertimbangan atau
    kemampuan ketimbang tidak memiliki motivasi atau
    energi)
(5).berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan
    dukungan dari orang lain, sampai pada titik secara
    sukarela melakukan hal yang tidak menyenangkan
(6).merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian
    karena timbulnya rasa takut tidak mampu merawat diri
    sendiri
(7).segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai
    sumber pengasuhan dan dukungan jika hubungan
    dekatnya berakhir.
(8).secara tidak realistik terpreokupasi dengan rasa takut
    ditinggal untuk merawat dirinya sendiri
   Histrionik & Ambang -> sama-sama
    tergantung orang lain, cuma pasien dependen
    biasanya memiliki hubungan jangka panjang
    dengan orang pada siapa mereka tergantung,
    bukannya pada sejumlah orang dan mereka
    tidak manipulatif
   Agorafobia -> juga tergantung, cuma
    agorafobia memiliki tingkat kecemasan yang
    jelas atau bahkan panik
   Terdapat kecenderungan untuk mengganggu
    fungsi pekerjaan karena pasien memiliki
    ketidakmampuan untuk bertindak mandiri dan
    tanpa pengawasan dari dekat
   Hubungan sosialnya terbatas hanya pada
    orang tempat mereka bergantung
   Beresiko mengalami depresi berat jika mereka
    kehilangan orang tempat mereka bergantung
   Ditandai oleh cara berhubungan dengan orang lain
    yang kaku, kecenderungan perfeksionis, kurangnya
    spontanitas dan perhatian yang berlebihan pada detail,
    sangat teratur dan sulit mengekspresikan perasaan
   Karena mereka sangat terpaku dengan kebutuhan akan
    kesempurnaan, mereka tidak dapat menyelesaikan
    segala sesuatunya tepat waktu
   Apa yang mereka lakukan selalu gagal memenuhi
    harapan mereka dan mereka selalu memaksa diri
    untuk mengerjakan ulang pekerjaan mereka
   Mereka dapat merenungkan bagaimana menyusun
    prioritas tugas-tugas mereka namun mereka tidak
    pernah tampak mulai bekerja
   Mereka berfokus pada detail yang orang lain anggap
    tidak penting
   Kekakuannya mengganggu hubungan sosial
   Mereka memaksa melakukan hal-hal sesuai dengan
    caranya sendiri, tanpa mau kompromi
   Antusiasme yang besar pada pekerjaan membuat
    mereka gagal untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial
    dan aktivitas waktu luang
   Mereka cenderung sangat perhitungan dengan uang
   Mereka merasa sulit untuk membuat keputusan dan
    menunda atau menghindarinya karena takut membuat
    keputusan yang salah
   Mereka cenderung terlalu kaku dalam masalah
    moralitas dan etika karena kekakuan kepribadian bukan
    karena teguh keyakinan
   Cenderung sangat formal dalam suatu
    hubungan dan merasa sulit untuk
    mengekspresikan perasaan
   Mereka sulit menikmati waktu rekreasi karena
    memikirkan biaya dari aktivitas senggang
    tersebut
   Cenderung tidak memiliki rasa humor
Pola pervasif denga urutan, perfeksionisme dan
pengendalian mental dan interpersonal, dengan
mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan dan efisiensi,
dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai
konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau
lebih)berikut:
(1).terpreokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan,
    susunan atau jadwal sampai tingkat di mana aktivitas
    utama hilang
(2).menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu
    penyelesaian tugas (misalnya tidak mampu
    menyelesaikan suatu proyek karena tidak memenuhi
    standarnya sendiri yang terlalu ketat)
(3).secara berlebihan setia pada pekerjaan dan produktivitas
    sampai mengabaikan aktivitas waktu luang dan
    persahabatan(tdk disebabkan oleh kebut.ekon yg besar)
(4).terlalu berhati-hati, teliti dan tidak fleksibel tentang
    masalah moralitas, etika atau nilai-nilai (tidak
    disebabkan oleh identifikasi kultural atau religius)
(5).tidak mampu membuang benda-benda yang usang
    atau tidak berguna walaupun tidak memiliki nilai
    sentimentil
(6).enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk
    bekerja dengan orang lain kecuali mereka tunduk
    dengan tepat caranya mengerjakan hal itu.
(7).memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk
    dirinya sendiri maupun orang lain;uang
    dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun
    untuk bencana masa depan
(8).menunjukkan kekakuan dan keras kepala
   Gangguan Obsesis-Kompulsif -> memiliki sifat
    obsesif dan kompulsif
   Gangguan Delusional -> seringkali muncul
    bersamaan dengan gangguan kepribadian
   Perjalanan penyakitnya bervariasi dan tidak dapat
    diramalkan
   Beberapa remaja dengan OCPD saat dewasa
    menjadi orang yang hangat, terbuka dan ramah
   Namun pada orang lain, OCPD dapat mengawali
    skizofrenia dan depresi berat, dengan onset lambat
   Pasien dapat bekerja dengan baik pada pekerjaan
    yang membutuhkan pekerjaan metodologis,
    deduktif atau rinci tapi mereka rentan terhadap
    perubahan
Gangguan Kepribadian Skizotipal

More Related Content

What's hot

Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Musa Hutauruk
 
Dx kep & intervensi & implementasi lansia
Dx kep & intervensi & implementasi lansiaDx kep & intervensi & implementasi lansia
Dx kep & intervensi & implementasi lansiaIrjax Athanhasiuz
 
Skizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diriSkizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diriBagus Utomo
 
Psikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkPsikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkargopusoro
 
Askep gangguan hubungan sosial
Askep gangguan hubungan sosialAskep gangguan hubungan sosial
Askep gangguan hubungan sosialakhsani_umar
 
Membimbing anak memilih teman hidup
Membimbing anak memilih teman hidupMembimbing anak memilih teman hidup
Membimbing anak memilih teman hidupRidho Hudayana
 
Perbedaan Ciri Kepribadian Obsessive Compulsive Ditinjau dari Jenis Kelamin
Perbedaan Ciri Kepribadian Obsessive Compulsive Ditinjau dari Jenis KelaminPerbedaan Ciri Kepribadian Obsessive Compulsive Ditinjau dari Jenis Kelamin
Perbedaan Ciri Kepribadian Obsessive Compulsive Ditinjau dari Jenis KelaminAyu W. Shepty
 
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGAKARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGAMeeza Mija
 
G A N G U A N K E S W A R A
G A N G U A N  K E S W A R AG A N G U A N  K E S W A R A
G A N G U A N K E S W A R ADavid Edward
 
Crs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresiCrs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresiImam Surkani
 
Psikologi modul 3 kb 4
Psikologi modul 3 kb 4Psikologi modul 3 kb 4
Psikologi modul 3 kb 4Uwes Chaeruman
 
Perkembangan emosi dan sosial remaja
Perkembangan emosi dan sosial remajaPerkembangan emosi dan sosial remaja
Perkembangan emosi dan sosial remajaSrinah Yanti
 
Disforia gender dalam perspektif psikologi remaja
Disforia gender dalam perspektif psikologi remajaDisforia gender dalam perspektif psikologi remaja
Disforia gender dalam perspektif psikologi remajaRahmatbagus
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertrina_nurjanah96
 

What's hot (19)

Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
 
Personality disorder
Personality disorderPersonality disorder
Personality disorder
 
Dx kep & intervensi & implementasi lansia
Dx kep & intervensi & implementasi lansiaDx kep & intervensi & implementasi lansia
Dx kep & intervensi & implementasi lansia
 
Pengkajian Keperawatan Jiwa
Pengkajian Keperawatan JiwaPengkajian Keperawatan Jiwa
Pengkajian Keperawatan Jiwa
 
Bahan kajian konseling adlerian
Bahan kajian konseling adlerianBahan kajian konseling adlerian
Bahan kajian konseling adlerian
 
Skizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diriSkizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diri
 
Psikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkPsikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bk
 
Askep gangguan hubungan sosial
Askep gangguan hubungan sosialAskep gangguan hubungan sosial
Askep gangguan hubungan sosial
 
Membimbing anak memilih teman hidup
Membimbing anak memilih teman hidupMembimbing anak memilih teman hidup
Membimbing anak memilih teman hidup
 
Perbedaan Ciri Kepribadian Obsessive Compulsive Ditinjau dari Jenis Kelamin
Perbedaan Ciri Kepribadian Obsessive Compulsive Ditinjau dari Jenis KelaminPerbedaan Ciri Kepribadian Obsessive Compulsive Ditinjau dari Jenis Kelamin
Perbedaan Ciri Kepribadian Obsessive Compulsive Ditinjau dari Jenis Kelamin
 
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGAKARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
 
Pedofilia
Pedofilia Pedofilia
Pedofilia
 
Jenis skizofrenia
Jenis skizofreniaJenis skizofrenia
Jenis skizofrenia
 
G A N G U A N K E S W A R A
G A N G U A N  K E S W A R AG A N G U A N  K E S W A R A
G A N G U A N K E S W A R A
 
Crs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresiCrs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresi
 
Psikologi modul 3 kb 4
Psikologi modul 3 kb 4Psikologi modul 3 kb 4
Psikologi modul 3 kb 4
 
Perkembangan emosi dan sosial remaja
Perkembangan emosi dan sosial remajaPerkembangan emosi dan sosial remaja
Perkembangan emosi dan sosial remaja
 
Disforia gender dalam perspektif psikologi remaja
Disforia gender dalam perspektif psikologi remajaDisforia gender dalam perspektif psikologi remaja
Disforia gender dalam perspektif psikologi remaja
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
 

Viewers also liked

Viewers also liked (19)

know your self
know your selfknow your self
know your self
 
Kedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatriKedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatri
 
4. jenis jenis kepribadian
4. jenis jenis kepribadian4. jenis jenis kepribadian
4. jenis jenis kepribadian
 
9 teori post freudian=erikson
9 teori post freudian=erikson9 teori post freudian=erikson
9 teori post freudian=erikson
 
Ciri Kepribadian
Ciri KepribadianCiri Kepribadian
Ciri Kepribadian
 
Teori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund FreudTeori Kepribadian Sigmund Freud
Teori Kepribadian Sigmund Freud
 
Konsep perkembangan manusia
Konsep perkembangan manusiaKonsep perkembangan manusia
Konsep perkembangan manusia
 
Tahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlbergTahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlberg
 
Teori personaliti the big 5. cattell
Teori personaliti the big 5. cattellTeori personaliti the big 5. cattell
Teori personaliti the big 5. cattell
 
Mengenal 4 Jenis Personality
Mengenal 4 Jenis PersonalityMengenal 4 Jenis Personality
Mengenal 4 Jenis Personality
 
Teori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsTeori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five Factors
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Personaliti
PersonalitiPersonaliti
Personaliti
 
Konsep dasar keperawatan dan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan dan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan dan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan dan kesehatan jiwa
 
Kepribadian ppt
Kepribadian pptKepribadian ppt
Kepribadian ppt
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moral
 
Slide definisi personaliti
Slide definisi personalitiSlide definisi personaliti
Slide definisi personaliti
 

Similar to Gangguan Kepribadian Skizotipal

Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadianGangguan kepribadian
Gangguan kepribadianureung
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Musa Hutauruk
 
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.pptasuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.pptwayandarsana
 
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Yelfy Yazid
 
(Translate) gangguan kepribadian narsis
(Translate) gangguan kepribadian narsis(Translate) gangguan kepribadian narsis
(Translate) gangguan kepribadian narsisFaisalIndraKesuma
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fixwahyu9652
 
Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)
Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)
Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)Putri Cavaluna
 
tERBARU Kesehatan Mental Dalam Kehidupan Remaja Terbaru.ppt
tERBARU Kesehatan Mental Dalam Kehidupan Remaja Terbaru.ppttERBARU Kesehatan Mental Dalam Kehidupan Remaja Terbaru.ppt
tERBARU Kesehatan Mental Dalam Kehidupan Remaja Terbaru.pptHeriyantoGayusLumeli1
 
09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia.ppt
09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia.ppt09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia.ppt
09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia.pptDhiyaMaghfirah
 
Konseling Anak
Konseling AnakKonseling Anak
Konseling AnakNira Nufus
 
Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)
Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)
Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)Lautan Jiwa
 

Similar to Gangguan Kepribadian Skizotipal (20)

Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadianGangguan kepribadian
Gangguan kepribadian
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
 
Psikologi Klinis_Skizofrenia
Psikologi Klinis_SkizofreniaPsikologi Klinis_Skizofrenia
Psikologi Klinis_Skizofrenia
 
Psikopat
PsikopatPsikopat
Psikopat
 
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.pptasuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
asuhan keperawatan gangguan skizofrenia.ppt
 
Psikopat
PsikopatPsikopat
Psikopat
 
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
 
Kepribadian
KepribadianKepribadian
Kepribadian
 
Nama
NamaNama
Nama
 
(Translate) gangguan kepribadian narsis
(Translate) gangguan kepribadian narsis(Translate) gangguan kepribadian narsis
(Translate) gangguan kepribadian narsis
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fix
 
Perilaku Abnormal
Perilaku AbnormalPerilaku Abnormal
Perilaku Abnormal
 
Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)
Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)
Psikologi keperawatan (pesonality#12 a)
 
tERBARU Kesehatan Mental Dalam Kehidupan Remaja Terbaru.ppt
tERBARU Kesehatan Mental Dalam Kehidupan Remaja Terbaru.ppttERBARU Kesehatan Mental Dalam Kehidupan Remaja Terbaru.ppt
tERBARU Kesehatan Mental Dalam Kehidupan Remaja Terbaru.ppt
 
09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia.ppt
09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia.ppt09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia.ppt
09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia.ppt
 
Konseling Anak
Konseling AnakKonseling Anak
Konseling Anak
 
bullying
bullyingbullying
bullying
 
Ppt kepribadian
Ppt kepribadianPpt kepribadian
Ppt kepribadian
 
Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)
Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)
Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)
 
Mengenal Gangguan schizophrenia
Mengenal Gangguan schizophreniaMengenal Gangguan schizophrenia
Mengenal Gangguan schizophrenia
 

Gangguan Kepribadian Skizotipal

  • 2. Pola perilaku atau cara berhubungan dengan orang lain yang benar-benar kaku.  Kekakuan tersebut menghalangi mereka untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan eksternal.
  • 3. KELOMPOK A : orang yang dianggap aneh atau eksentrik.  PARANOID  SKIZOID  SKIZOTIPAL  KELOMPOK B : orang dengan perilaku yang terlalu dramatis, emosional atau eratik (tidak menentu)  ANTISOSIAL  BORDERLINE  HISTRIONIK  NARSISISTIK  KELOMPOK C : orang yang seringkali tampak cemas atau ketakutan  AVOIDANT  DEPENDEN  OBSESIF KOMPULSIF
  • 4. Ciri utama: perasaan curiga yang berulang- cenderung untuk menginterpretasi perilaku orang lain sebagai hal yang mengancam atau merendahkan.  Sangat tidak percaya pada orang lain  Hubungan sosialnya buruk  Masih bisa bekerja  Terlalu sensitif terhadap kritikan nyata atau yang dibayangkan
  • 5. Mudah marah jika merasa diperlakukan dengan tidak baik  Tidak mempercayakan rahasia pribadinya pada orang lain  Mempertanyakan ketulusan dalam persahabatan  Mencurigai kesetiaan dalam hubungan erat  Cenderung hypervigilant (sangat hati-hati) dan selalu waspada terhadap sesuatu yang mengancam  Menolak untuk disalahkan walau ada bukti
  • 6. Terlihat “dingin”, menjaga jarak, licik, pembohong dan tidak punya rasa humor  Cenderung argumentatif  Cenderung tidak mencari penanganan  Memandang orang lain sebgai penyebab dari masalah mereka  Laki-laki > perempuan
  • 7. A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif (menyebar) kepada orang lain sehingga motif mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam konteks, seperti yang ditunjukkan empat (atau lebih) berikut: (1).menduga tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan, membahayakan atau mengkhianati dirinya. (2).preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau kejujuran teman atau rekan kerja. (3).enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena takut yang tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya.
  • 8. (4).membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau kejadian yang biasa. (5).secara persisten menanggung dendam yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera atau kelalaian. (6).merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang. (7).memiliki kecurigaan yang berulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan atau mitra seksual.
  • 9. B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skozfrenia, suatu gangguan mood dengan ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum. Catatan: jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizoffrenia, tambahkan “pramorbid”, misalnya “gangguan kepribadian paranoid (pramorbid)”.
  • 10. Gangguan delusional -> pada paranoid tidak ditemukan waham yang terpaku  Skizofrenia paranoid -> pada paranoid tidak ditemukan halusinasi dan pikiran formal  Gangguan kepribadian borderline -> pada paranoid, mereka jarang mampu terlibat secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain  Gangguan kepribadian antisosial -> pada paranoid tidak ditemukan karakter antisosial sepanjang riwayat perilaku antisosial yang muncul  Gangguan kepribadian skizoid -> mereka menarik diri dan menjauhkan diri dari orang lain tapi tidak memiliki gagasan paranoid
  • 11. Pada beberapa orang gangguan kepribadian paranoid terjadi seumur hidup  Seringkali menjadi tanda munculnya skizofrenia  Pada sebagian orang, pasien memiliki masalah seumur hidup dan memiliki masalah perkawinan serta pekerjaan
  • 12. Seorang pensiunan pengusaha berusia 85 tahun diwawancarai oleh pekerja sosial untuk menentukan kebutuhan perawatan kesehatan bagi dirinya serta istrinya yang sakit dan lemah. Pria ini tidak memiliki sejarah penanganan gangguan mental. Ia terlihat sehat dan waspada secara mental. Ia dan istrinya telah menikah selama 60 tahun dan tampak bahwa istrinya adalah satu-satunya orang yang ia percaya. Dia selalu curiga pada orang lain. Ia tidak akan mengungkapkan informasi pribadi pada siapapun kecuali pada istrinya. Ia yakin bahwa orang lain akan mengambil keuntungan darinya.
  • 13. Ia menolak tawaran bantuan dari kenalannya karena ia curiga dengan motif mereka. Saat menerima telepon ia akan menolak untuk menyebutkan namanya sampai ia tahu maksud si penelepon. Ia meluangkan waktu yang cukup banyak untuk memonitor investasinya dan pernah bertengkar dengan pialangnya saat terjadi kesalahan dalam rekening bulanannya yang membuatnya curiga bahwa pialangnya tersebut berusaha menutupi transaksi yang curang.
  • 14. Ciri utama : kurangnya minat sosial, social withdrawal dan extreme loner.  Emosinya tampak dangkal atau tumpul (“dingin”), dalam kadar yang lebih rendah dari skizofrenia  Mereka jarang marah, bahagia atau sedih dalam taraf yang kuat  Mereka tampak menjaga jarak  Wajahnya jarang menampilkan ekspresi emosional, jarang tersenyum atau salam kepada orang lain  Tidak terpengaruh dengan kritik atau pujian  Kontak dengan realitas mereka lebih baik dibanding skizofrenia
  • 15. Pria -> cenderung jarang berkencan atau tidak menikah  Perempuan -> cenderung menerima ajakan romantis, namun pasif dan menikah, mereka jarang berinisiatif mengembangkan ikatan emosionalnya dengan pasangan  Ada kesenjangan antara penampilan luar dengan inner life, misalnya terlihat tidak minat secara seksual tapi menjadi voyeuristik dan tertarik dengan pornografi  Tampaknya mereka juga memiliki sensitivitas yang kuat, rasa ingin tahu yang mendalam akan orang lain dan harapan akan cinta yang tidak dapat diekspresikan  Beberapa mengalihkan sensitivitas diekspresikan dengan rasa mendalam thd hewan
  • 16. A. Pola pervasif dari hubungan sosial dan rentang pengalaman emosi yang terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai konteks, seperti yang dinyatakan oleh empat (atau lebih) berikut: (1).tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi bagian dari keluarga (2).hampir selalu memilih aktivitas seorang diri (3).memiliki sedikit, jika ada, minat mengalami pengalaman seksual dengan orang lain (4).merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada, aktivitas (5).tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat pertama
  • 17. (6).tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain (7).menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skozfrenia, suatu gangguan mood dengan ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan pervasif dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum. Catatan: jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizoffrenia, tambahkan “pramorbid”, misalnya “gangguan kepribadian skizoid (pramorbid)”.
  • 18. Skizofrenia -> pasien skizoid tidak memiliki sanak saudara skizofrenik, dan mereka memiliki riwayat pekerjaan yang berhasil. Pasien juga tidak memiliki waham atau halusinasi.  Gangg.Keprib.Paranoid -> pasien paranoid lebih menunjukkan keterlibatan sosial, riwayat perilaku agresif verbal & cenderung melakukan proyeksi atas perasaan mereka.  OCPD -> pasien OCPD memiliki riwayat hubungan objek yang lebih banyak di masa lalu dan tidak terlibat lamunan autistik.  Gangg.Kepr.Skizotipal -> pasien ini lebih mirip dengan pasien skizofrenik dalam hal keanehan persepsi, pikiran, perilaku dan komunikasi.  Gangg.Kepr.Menghindar -> sama-sama terisolasi, tapi pasien memiliki masih minat sosial.
  • 19. Onset biasanya pada masa anak-anak awal  Gangguan berlangsung lama tapi tidak selalu seumur hidup
  • 20. John, seorang pensiunan polisi berusia 50 th, mengalami gangguan psikologis sejak anjing kesayangannya mati ditabrak mobil. Sejak itu ia merasa sedih dan lelah. Ia menjadi sulit konsentrasi dan sulit tidur. Ia tinggal sendiri dan lebih senang menyendiri. Membatasi kontak dengan orang lain hanya dengan menyapa “Halo” atau “Apa kabar?”,sambil terus berlalu. Ia merasa bahwa percakapan sosial hanya membuang-buang waktu dan merasa canggung jika ada orang lain yang mencoba membina hubungan persahabatan. Ia tidak memiliki minat sosial yang nyata, meskipun ia gemar membaca atau melihat berita di tv.
  • 21. Satu-satunya hubungan yang ia miliki adalah dengan anjingnya. Dengan anjingnya, ia merasa dapat berbagi perasaan yang sensitif dan lebih hangat daripada yang dapat ia bagi dengan orang lain. Ia sering bertukar kado dengan anjingnya. Ia memberi hadiah kepada anjingnya dan membeli minuman – yang ia bayangkan merupakan hadiah dari anjingnya. Satu- satunya peristiwa yang membuatnya sedih adalah saat kematian anjingnya. Ketika orang tuanya meninggal, ia tidak menunjukkan respon emosional yang sewajarnya seperti orang yang sedih. Ia merasa dirinya berbeda dari orang lain dan bingung dengan adanya emosionalitas yang dia lihat pada orang lain.
  • 22. Ditandai dengan keeksentrikan dalam berpikir dan berperilaku, namun tanpa ciri psikotik yang jelas.  Bisa menjadi sangat cemas dalam situasi sosial, bahkan saat sedang berinteraksi dengan orang yang dikenalnya.  Kecemasan sosialnya tampaknya berkaitan dengan pikiran paranoid (takut akan disakiti orang lain)  Keeksentrikannya meliputi perilaku, persepsi dan keyakinan yang ganjil.
  • 23. Mengembangkan ideas of reference: sebuah bentuk pikiran delusional dimana seseorang membaca makna pribadi dari perilaku orang lain atau peristiwa eksternal, seperti keyakinan bahwa orang lain sedang membicarakan mereka.  Mereka bisa terlibat dalam “pikiran magis”, seperti keyakinan bahwa mereka memiliki indera keenam atau bahwa orang lain dapat merasakan perasaan mereka.  Pembicaraan mereka sering tidak jelas atau abstrak dalam artian yang tidak biasa, sehingga sulit dipahami
  • 24. Penampilan mereka berantakan, menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak umum seperti berbicara sendiri saat bersama orang lain  Wajah mereka hanya menunjukkan sedikit emosi  Cenderung menarik diri secara sosial dan menjaga jarak  Mereka tampak cemas berada di sekitar orang- orang yang tidak dikenal  Laki-laki > perempuan  Tidak termasuk pada perilaku yang berkaitan dengan budaya atau ritual agama seperti voodoo dan keyakinan magis lainnya
  • 25. A. Pola pervasif defisit sosial dan interpersonal yang ditandai oleh ketidaksenangan akut dengan, dan penurunan kapasitas untuk, hubungan erat dan juga oleh penyimpangan kognitif atau persepsi dan perilaku eksentrik, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut: (1).gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) (kecuali waham yang menyangkut diri sendiri) (2).keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak konsisten dengan norma kultural (misalnya, percaya takhyul, percaya dapat melihat apa yang akan terjadi, telepati, indera keenam, pada anak-anak dan remaja, khayalan atau preokupasi yang kacau)
  • 26. (3).pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh (4).pikiran dan bicara yang aneh (misalnya samar- samar, sirkumstansialitas, metaforik, terlalu berbelit-belit atau stereotipik) (5).kecurigaan atau ide paranoid (6).afek yang tidak sesuai atau terbatas (7).perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau janggal (8).tidak memiliki teman akrab atu orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat pertama (9).kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak menghilang dengan keakraban dan cenderung disertai dengan ketakutan paranoid ketimbang pertimbangan negatif tentang diri sendiri
  • 27. B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skozfrenia, suatu gangguan mood dengan ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan pervasif. Catatan: jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizofrenia, tambahkan “pramorbid”, misalnya “gangguan kepribadian skizotipal (pramorbid)”.
  • 28. Gangg.Kepr.Skizoid ->pasien skizotipal memiliki keanehan dalam perilaku, pikiran, persepsi dan komunikasi dan memiliki riwayat keluarga skizofrenik  Skizofrenia -> pasien skizotipal tidak memiliki ciri-ciri psikosis  Gangg.Kepr.Paranoid -> pasien paranoid memiliki tanda kecurigaan tetapi tidak memiliki perilaku aneh
  • 29. 10% pasien skizotipal melakukan bunuh diri  Pasien skizotipal sebagian besar dilaporkan memiliki gangguan skizofrenia  Skizotipal merupakan kepribadian premorbid dari skizofrenia  Banyak pasien yang mempertahankan kepribadian skizotipalnya seumur hidup, menikah dan bekerja dengan tetap mempertahankan keanehannya
  • 30. Jonathan, mekanik, pria 27 tahun, memiliki sedikit teman dan lebih memilih membaca novel fiksi ilmiah dibandingkan bersosialisasi dengan orang lain. Ia jarang bergabung dalam percakapan dengan orang lain. Suatu saat ia tampak seperti hanyut dalam pikirannya sendiri. Ia sering menunjukkan ekspresi ganjil di wajahnya. Mungkin ciri perilaku yang paling tidak umum adalah ia melaporkan pengalaman yang datang sewaktu-waktu akan perasaan bahwa almarhum ibunya berdiri di dekatnya. Keyakinan ini menenangkan baginya dan ia menantikan terjadinya peristiwa itu kembali. Jonathan menyadari hal tersebut tidak nyata. Ia tidak pernah mencoba untuk menyentuh ruh tersebut. Perasaan berada di dekat ruh ibunya merupakan pengalaman yang cukup menenangkan katanya.
  • 31.
  • 32. Ditandai dengan perilaku antisosial dan tidak bertanggung jawab serta kurangnya penyesalan untuk kesalahan mereka  Secara berulang melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain dan sering melanggar hukum  Mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif dan gagal membina komitmen interpersonal dan pekerjaan
  • 33. Sering pula menunjukkan kharisma dalam penampilan mereka  IQ minimal rata-rata  Ciri yang menonjol : kurangnya kecemasan saat berhadapan dengan situasi yang mengancam, kurang rasa bersalah dan penyesalan atas kesalahan mereka  Sebelumnya disebut PSIKOPAT -> patologis pada fungsi psikis  Lalu SOSIOPAT -> patologis pada fungsi sosial
  • 34. Terdapat 2 dimensi psikopati yaitu:  DIMENSI KEPRIBADIAN Ciri kepribadian: kharisma di luar, egois, self centeredness, kurang empati, keji, tidak menyesal atas kesalahan, tidak menghargai perasaan dan kesejahteraan orang lain, tidak bertanggung jawab, tidak peka dengan kebutuhan orang lain,
  • 35. DIMENSI PERILAKU Gaya hidup tidak stabil dan antisosial, sering berhadapan dengan hukum, riwayat kerja yang minim dan hubungan tidak stabil, impulsif, memiliki masalah perkawinan, tidak memiliki rencana jangka panjang, melakukan kekerasan, penyalahgunaan obat dan alkohol
  • 36. A. Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia 15 tahun,seperti yang ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) berikut: (1).gagal untuk mematuhi norma sosial dengna menghormati perilaku sesuai hukum seperti yang ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan yang menjadi dasar penahanan (2).ketidakjujuran, seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali berbohong, menggunakan nama samaran, atau menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau kesenangan pribadi
  • 37. (3).impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan (4).iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik atau penyerangan yang berulang (5).secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain (6).terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti ditunjukkan oleh kegagalan berulang kali untuk mempertahankan perilaku kerja atau menghormati kewajiban finansial (7).tidak adanya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh acuh tak acuh terhadap atau mencari-cari alasan telah disakiti, dianiaya atau dicuri oleh orang lain B. Individu sekurang-kurangnya berusia 18 tahun
  • 38. C. Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun D. Terjadinya perilaku antisosial tidak semata- mata selama perjalanan skizofrenia atau suatu episode manik
  • 39. Perilaku ilegal -> gangg.kepr.antisosial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan seseorang.  Penyalahgunaan zat dan gangg.kepr.antisosial- > jk dimulai pada masa anak-anak dan terus memasuki kehidupan dewasa, kedua diagnosis harus didiagnosis.  Diagnosis gangg.kepr.antisosial tidak diperlukan jika terdapat diagnosis MR, skizofrenia atau mania
  • 40. Puncak perilaku antisosial biasanya terjadi pada masa remaja akhir  Biasanya gejala akan menurun seiring dengan bertambahnya usia  Banyak pasien yang mengalami gejala somatisasi dan keluhan fisik  Seringkali disertai dengan gangguan depresif, penyalahgunaan zat dan alkohol
  • 41.
  • 42. Cirebon - Very Idham Henyansyah alias Ryan, berjuluk Jagal dari Jombang atas kasus 11 pembunuhan berantai yang dilakukannya. Kini media asing memberi julukan baru, The Smiling Killer. Apa tanggapan Ryan? "Apaan tuh? Sebodo mau disebut apaan juga," tukas Ryan dalam perbincangan dengan detikcom di Lapas Kelas 1 Kesambi, Cirebon, Jumat (15/10/2010). Menurut Ryan, dia sama sekali tidak menduga akan mendapatkan publikasi luas atas perbuatannya. Apalagi kalau sampai kemudian dibuatkan film dokumenter yang tayang di mancanegara.
  • 43. "Nggak tahu," kata Ryan pendek soal rencana penayangan film dokumenternya. Ryan mengatakan, dia dulu pernah becanda dengan teman-teman saat masih SMA. Bagaimana caranya supaya jadi orang terkenal. "Terus gue bilang, bunuh saja orang terkenal sebanyak-banyaknya. Eh, jadi terkenal benaran deh. Terkenal jeleknya," sesal Ryan.
  • 44. Kasus pembunuhan yang dilakukan Ryan menggegerkan Tanah Air pada medio 2008. Berawal dari kasus mutilasi di Depok, terkuak Ryan juga telah membunuh 10 orang lain termasuk di Jombang, Jawa Timur. Ryan kini mendekam di Lapas Kelas 1 Kesambi Cirebon. Kisah Ryan pun menarik perhatian media asing. Hasilnya, film dokumenter Ryan akan mendunia lewat TV kabel di saluran Crime and Investigation Network (CIN). Bahkan Ryan diberi julukan baru, The Smiling Serial Killer. Tayangan ini akan tayang perdana Minggu (17/10/2010) pukul 20.00 WIB. Di Indovision, CIN ditayangkan pada channel 208. (http://www.detiknews.com/read/2010/10/15/143044/1466038/10/diberi- julukan-the-smiling-killer-ryan-tak-peduli)
  • 45. Ditandai dengan ketidakstabilan dalam hubungan, citra diri dan mood serta kurangnya kontrol atas impuls  Perilakunya berada pada batas(ambang) antara NEUROSIS dan PSIKOSIS  Hampir selalu berada dalam keadaan krisis  Pergeseran mood sangat sering. Pasien dapat bersifat argumentatif di satu waktu dan depresif di lain waktu serta selanjutanya mengeluh tidak memiliki perasaan pada waktu lainnya  Mood berkisar dari kemarahan dan iritabilitas sampai pada depresi dan kecemasan yang masing-masing berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari
  • 46. Ketidakstabilan dalam citra diri membuat mereka berada dalam perasaan kosong dan kebosanan terus menerus  Perilakunya sangat tidak dapat diramalkan  Mereka kesulitan dalam mengendalikan kemarahan dan rentan terhadap perkelahian  Perilakunya seringkali impulsif, misalnya kawin lari dengan orang yang baru dikenal, aktivitas seksual sembarangan, penyalahgunaan obat, konsumtif dalam belanja, berjudi, dsb  Perilaku impulsif ini seringkali bersifat self destructive seperti self mutilation, isyarat-isyarat bunuh diri serta percobaan bunuh diri yang aktual misalnya berusaha mengiris pergelangan tangan atau menyundut tubuhnya dengan rokok
  • 47. Mereka sangat takut akan sendirian dan akan melakukan usaha-usaha nekat untuk menghindari perasaan ditinggalkan  Ketakutan akan ditinggalkan membuat mereka menjadi pribadi yang menuntut secara sosial  Penolakan sosial membuatnya sangat marah dan mengakibatkan kerenggangan hubungan sosial  Perasaan mereka terhadap orang lain sangat mendalam dan berubah-ubah  Mereka silih berganti antara melakukan pemujaan yang ekstrem (saat kebutuhan mereka terpenuhi) dan memendam kebencian (saat mereka merasa terabaikan)  Seringkali berpindah-pindah pasangan secara cepat dan menggebu-gebu
  • 48. Orang yang dipuja akan diperlakukan dengan penuh kebencian saat hubungan berakhir atau saat mereka merasa orang tersebut gagal dalam memenuhi kebutuhan mereka  Mereka memiliki hubungan yang sangat bermasalah dengan keluarga dan memiliki riwayat traumatis saat anak-anak seperti kehilangan atau perpisahan dengan orang tua, penganiayaan, kekerasan atau pengabaian  Sulit bekerjasama saat psikoterapi. Menuntut dukungan yang besar pada terapis, menelepon terus menerus atau pura-pura bunuh diri untuk mendapat dukungan atau meninggalkan terapis secara dini.
  • 49. Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri dan afek dan impulsivitas yang jelas pada masa dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut: (1).usaha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau khayalan.Catatan:tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yang ditemukan dalam kriteria 5 (2).pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh perubahan antara ekstrim-ekstrim idealisasi dan devaluasi (3).gangguan identitas:citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak stabil secara jelas dan persisten
  • 50. (4).impulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang membahayakan diri sendiri (misalnya berbelanja,seks,penyalahgunaan zat,ngebut gila- gilaan,pesta makan).Catatan:tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yang ditemukan dalam kriteria 5 (5).perilaku,isyarat atau ancaman bunuh diri yang berulangkali, atau perilaku mutilasi diri (6).ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas (misalnya disforia episodik kuat,iritabilitas,atau kecemasan biasanya berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa hari) (7).perasaan kosong yang kronis (8).kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam mengendalikan kemarahan(misalnya sering menunjukkan temper,marah terus menerus,perkelahian fisik berulangkali)
  • 51. (9).ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stres, atau gejala disosiatif yang parah
  • 52. Skizofrenia -> BPD tidak ada episode psikotik, gangguan pikiran dan tanda skizofrenik lain yang berkepanjangan  Skizotipal -> BPD tidak menunjukkan gagasan yang aneh, dan pikiran yang sangat aneh
  • 53. Gangguan ini cukup stabil dan pasien menunjukkan perubahan seiring dengan perubahan waktu  Penelitian longitudinal menunjukkan gangguan ini tidak mengarah ke skizofrenia  Namun, rentan untuk mengalami episode gangguan depresi berat  Diagnosis biasanya dibuat sebelum usia 40 tahun
  • 54. Klien : “Saya menahan kemarahan dalam diri saya, yang terjadi adalah..saya tidak dapat merasakannya, saya mendapat serangan panik. Saya menjadi sangat gugup, merokok terlalu banyak. Jadi apa yang terjadi pada saya, saya adalah cenderung „meledak‟. Berurai air mata atau menyakiti diri atau apapun..karena saya tidak tahu bagaimana caranya untuk mengatasi semua perasaan yang campur aduk ini. Konselor : “Apa contoh terbaru dari „ledakan‟ itu?” Klien : “Beberapa bulan yang lalu saya sendirian di rumah, saya ketakutan! Saya mencoba mengontak pacar saya dan saya tidak bisa melakukannya..Saya tidak tahu dimana dia berada. Semua teman saya tampak sibuk malam itu dan saya tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara..saya makin dan semakin gugup dan makin dan semakin kacau.
  • 55. Klien : “…Akhirnya..dor!...saya ambil rokok dan menyalakannya dan menancapkannya di lengan saya. Saya tidak tahu mengapa saya melakukan hal itu karena saya tidak peduli pada hal itu. Saya kira pada waktu itu saya merasa bahwa saya harus melakukan sesuatu yang dramatis….”.
  • 56. Ditandai oleh kebutuhan yang berlebihan akan perhatian, pujian, dukungan berulang dan persetujuan  Melibatkan emosi yang berlebihan dan kebutuhan yang besar untuk menjadi pusat perhatian  Cenderung dramatis dan emosional namun emosi mereka tampak dangkal, dibesar-besarkan dan mudah berubah  Mereka dapat menunjukkan keriangan yang berlebihan saat bertemu dengan seseorang atau menjadi sangat marah saat seseorang tidak menyadari gaya rambut mereka yang baru  Mereka cenderung menuntut agar orang lain memenuhi kebutuhan mereka dan berperan sebagai korban saat orang lain mengecewakan mereka
  • 57. Bila mereka merasa demam, mereka akan mendesak agar orang lain meninggalkan aktivitasnya dan segera membawanya ke dokter  Mereka cenderung self centered dan tidak toleran terhadap penundaan kesenangan, mereka ingin apa yang mereka inginkan saat mereka menginginkannya  Mereka sangat tertarik pada mode, dan menjadikan penampilan fisik sebagai daya tarik bagi orang lain  Pria -> berpakaian macho untuk menarik perhatian  Perempuan -> berpakaian feminin disertai banyak aksesoris  Bila mereka tidak diperhatikan, mereka akan sedih, kecewa dan marah.
  • 58. Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan pada lima (atau lebih) berikut: (1).tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat perhatian (2).interaksi dengan orang lain seringkali ditandai oleh godaan seksual yang tidak pada tempatnya atau perilaku provokatif (3).menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang dangkal (4).secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian kepada dirinya
  • 59. (5).memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki perincian (6).menunjukkan dramatisasi diri, teatrikal dan ekspresi emosi yang berlebihan (7).mudah disugesti yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain dan situasi (8).menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya
  • 60. BPD -> sulit dibedakan dengan histrionik, cuma pada BPD lebih sering ditemukan usaha bunuh diri, difusi identitas dan episode psikotik singkat  Somatisasi -> bisa terjadi bersama-sama dengan histrionik  Gangg.Psikotik singkat dan disosiatif -> mungkin perlu mendapatkan diagnosis penyerta gangg.kepr.histrionik
  • 61. Dengan bertambahnya usia, pasien cenderung menunjukkan gejala yang lebih sedikit  Mereka adalah pencari sensasi dan mungkin terlibat masalah hukum, penyalahgunaan obat dan zat terlarang
  • 62.
  • 63. Memiliki rasa bangga atau keyakinan yang berlebihan terhadap diri mereka sendiri dan kebutuhan yang ekstrem akan pemujaan  Mereka membesar-besarkan prestasi mereka dan berharap orang lain menghujaninya dengan pujian  Mereka berharap orang lain akan melihat kualitas khusus mereka, meskipun prestasinya biasa saja  Mereka tetap dapat mengorganisasi pikiran dan perilaku mereka serta cenderung bisa berhasil dalam karir  Mereka sangat peka terhadap kritik. Cenderung marah jika dikritik
  • 64. Mereka asyik dengan dirinya dan kurang empati dengan orang lain dan berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan dirinya  Mereka juga seringkali memanfaatkan orang lain  Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi
  • 65. Pola pervasif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan kebanggan, dan tidak ada empati, dimulai pada dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut: (1).memiliki rasa kepentingan diri yang besar (misalnya pencapaian dan bakat yang dilebih-lebihkan, berharap terkenal sebagai superior tanpa usaha yang sepadan) (2).preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantiakn atau cinta ideal yang tidak terbatas (3).yakin bahwa ia adalah “khusus” dan unik dan dapat dimengerti hanya oleh atua harus berhubungan dengan orang lain (atau insitusi) yang khusus atau memiliki status tinggi
  • 66. (4).membutuhkan kebanggaan yang berlebihan (5).memiliki perasaan bernama besar yaitu harapan yang tidak beralasan akan perlakuan khusus atau kepatuhan otomatis sesuai harapannya (6).eksploitatif secara interpersonal yaitu mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri (7).tidak memiliki empati:tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan kebutuhan orang lain (8).sering merasa iri dengan orang lain atau yakin bahwa orang lain iri kepada dirinya (9).menunjukkan perilaku yang congkak atau sombong
  • 67. Gangg.Kepr.Borderline, Histrionik dan Antisosial seringkali ditemukan bersama-sama Narisisistik. BPD -> pasien memiliki kecemasan yang lebih tinggi dan kehidupannya lebih kacau disertai usaha bunuh diri, sedangkan narsisistik cenderung lebih terarah pikiran dan perilakunya Antisosial -> memiliki riwayat perilaku impulsif, seringkali ditandai dengan penyalahgunaan obat dan berurusan dengan hukum Histrionik -> menunjukkan ciri-ciri ekshibisionisme dan manipulatif yang mirip, namun narsisistik cenderung lebih membanggakan diri mereka dan kurang mendramatisir keadaan
  • 68. Narsisistik termasuk bersifat kronis dan sukar disembuhkan  Ketuaan merupakan hal yang menakutkan, karena atribut kecantikan, kekuatan dan kemudaan adalah hal yang sangat penting bagi mereka  Menjadi lebih rentan terhadap krisis kehidupan di usia pertengahan dibandingkan kelompok lain
  • 69. Penghindaran terhadap hubungan sosial karena takut akan penolakan dan kritik -> tetap memiliki minat sosial  Mereka tidak memasuki hubungan tanpa ada jaminan penerimaan  Mereka menghindari percakapan dengan orang lain, dan menyendiri  Mereka takut dipermalukan di depan publik, berpikiran bahwa orang lain akan melihat mereka merona, menangis atau bertindak gugup  Cenderung terikat pada rutinitas dan melebih-lebihkan resiko atau usaha dalam mencoba hal baru  Mereka mudah keliru mengartikan komentar orang lain sebagai penghinaan atau ejekan
  • 70. Penolakan suatu permohonan menyebabkan mereka menarik diri dari orang lain dan merasa terluka  Teman mereka cenderung sedikit  Sifat dasarnya adalah malu-malu
  • 71. Pola pervasif hambatan sosial, perasaan tidak cakap dan kepekaan berlebihan terhadap penilaian negatif dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut: (1).menghindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal yang bermakna, karena takut akan kritik, celaan atau penolakan (2).tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi (3).menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena rasa takut dipermalukan atau ditertawakan (4).preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
  • 72. (5).terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak adekuat (6).memandang diri sendiri sebagai janggal secara sosial, tidak menarik secara pribadi atau lebih rendah dari orang lain (7).tidak biasanya enggan untuk mengambil resiko pribadi atau melakukan aktivitas baru karena dapat membuktikan penghinaan
  • 73. Skizoid -> pasien gangg.kepr.avoidance tetap memiliki minat sosial  Borderline & Histrionik -> pasien avoidance tidak menuntut, tidak mudah marah  Dependen -> secara klinis dianggap serupa dengan avoidance, cuma pasien gangg.kepr.dependen dianggap memiliki ketakutan yang lebih tinggi akan penelantaran atau tidak dicintai
  • 74. Banyak pasien mampu untuk berfungsi, asalkan mereka berada dalam lingkungan yang terlindung  Mereka juga menikah dan memiliki keluarga  Namun jika sistem pendukung mereka gagal, mereka cenderung menjadi depresi, cemas dan marah  Ditemukan penghindaran fobik. Mereka juga memiliki riwayat fobia sosial atau berkembang menjadi fobia sosial dalam perjalanan penyakitnya
  • 75. Ditandai oleh kesulitan dalam membuat keputusan yang mandiri dan perilaku bergantung pada orang lain yang berlebihan, pesimis, peragu, pasif dan tidak teguh hati  Menjadi sangat patuh dan melekat dalam hubungan mereka serta sangat takut akan perpisahan  Merasa sangat sulit melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain  Mereka mencari saran dalam membuat keputusan kecil sekalipun  Anak-anak atau remaja dengan gangguan ini meminta orang tuanya untuk memilihkan pakaian, makanan, sekolah bahkan teman-teman mereka  Orang dewasa dengan gangguan ini membiarkan orang lain memutuskan hal penting bagi dirinya seperti pernikahan
  • 76. Setelah menikah, mereka bergantung pada pasangannya untuk memilihkan dimana mereka tinggal, jenis pekerjaan apa yang cocok baginya, tetangga mana yang boleh diajak bergaul, anggaran rumah tangga, pola asuh anak, dsb  Mereka menolak tantangan dan promosi serta bekerja di bawah kemampuan mereka  Mereka cenderung menjadi peka terhadap kritik serta terpaku pada rasa takut akan penolakan dan pencampakan  Mereka dapat merasa hancur karena berakhirnya suatu hubungan dekat atau karena ada kemungkinan menjalani kehidupan sendiri  Mereka sering mengesampingkan kebutuhannya demi orang lain  Mereka rela dihina demi menyenangkan orang lain
  • 77. Kebutuhan yang pervasif dan berlebihan untuk diasuh yang menyebabkan perilaku tunduk dan menggantung dan rasa takut akan perpisahan, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut: (1).mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan setiap hari tanpa sejumlah besar nasehat dan penenteraman dari orang lain (2).membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam sebagian besar bidang utama kehidupannya (3).memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang lain. Catatan:tidak termasuk rasa takut yang realistik akan ganti rugi
  • 78. (4).memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan diri sendiri (karena tidak memiliki keyakinan diri dalam pertimbangan atau kemampuan ketimbang tidak memiliki motivasi atau energi) (5).berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari orang lain, sampai pada titik secara sukarela melakukan hal yang tidak menyenangkan (6).merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut tidak mampu merawat diri sendiri (7).segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan dukungan jika hubungan dekatnya berakhir. (8).secara tidak realistik terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk merawat dirinya sendiri
  • 79. Histrionik & Ambang -> sama-sama tergantung orang lain, cuma pasien dependen biasanya memiliki hubungan jangka panjang dengan orang pada siapa mereka tergantung, bukannya pada sejumlah orang dan mereka tidak manipulatif  Agorafobia -> juga tergantung, cuma agorafobia memiliki tingkat kecemasan yang jelas atau bahkan panik
  • 80. Terdapat kecenderungan untuk mengganggu fungsi pekerjaan karena pasien memiliki ketidakmampuan untuk bertindak mandiri dan tanpa pengawasan dari dekat  Hubungan sosialnya terbatas hanya pada orang tempat mereka bergantung  Beresiko mengalami depresi berat jika mereka kehilangan orang tempat mereka bergantung
  • 81. Ditandai oleh cara berhubungan dengan orang lain yang kaku, kecenderungan perfeksionis, kurangnya spontanitas dan perhatian yang berlebihan pada detail, sangat teratur dan sulit mengekspresikan perasaan  Karena mereka sangat terpaku dengan kebutuhan akan kesempurnaan, mereka tidak dapat menyelesaikan segala sesuatunya tepat waktu  Apa yang mereka lakukan selalu gagal memenuhi harapan mereka dan mereka selalu memaksa diri untuk mengerjakan ulang pekerjaan mereka  Mereka dapat merenungkan bagaimana menyusun prioritas tugas-tugas mereka namun mereka tidak pernah tampak mulai bekerja
  • 82. Mereka berfokus pada detail yang orang lain anggap tidak penting  Kekakuannya mengganggu hubungan sosial  Mereka memaksa melakukan hal-hal sesuai dengan caranya sendiri, tanpa mau kompromi  Antusiasme yang besar pada pekerjaan membuat mereka gagal untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan aktivitas waktu luang  Mereka cenderung sangat perhitungan dengan uang  Mereka merasa sulit untuk membuat keputusan dan menunda atau menghindarinya karena takut membuat keputusan yang salah  Mereka cenderung terlalu kaku dalam masalah moralitas dan etika karena kekakuan kepribadian bukan karena teguh keyakinan
  • 83. Cenderung sangat formal dalam suatu hubungan dan merasa sulit untuk mengekspresikan perasaan  Mereka sulit menikmati waktu rekreasi karena memikirkan biaya dari aktivitas senggang tersebut  Cenderung tidak memiliki rasa humor
  • 84. Pola pervasif denga urutan, perfeksionisme dan pengendalian mental dan interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan dan efisiensi, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih)berikut: (1).terpreokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, susunan atau jadwal sampai tingkat di mana aktivitas utama hilang (2).menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas (misalnya tidak mampu menyelesaikan suatu proyek karena tidak memenuhi standarnya sendiri yang terlalu ketat) (3).secara berlebihan setia pada pekerjaan dan produktivitas sampai mengabaikan aktivitas waktu luang dan persahabatan(tdk disebabkan oleh kebut.ekon yg besar)
  • 85. (4).terlalu berhati-hati, teliti dan tidak fleksibel tentang masalah moralitas, etika atau nilai-nilai (tidak disebabkan oleh identifikasi kultural atau religius) (5).tidak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak berguna walaupun tidak memiliki nilai sentimentil (6).enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain kecuali mereka tunduk dengan tepat caranya mengerjakan hal itu. (7).memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain;uang dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk bencana masa depan (8).menunjukkan kekakuan dan keras kepala
  • 86. Gangguan Obsesis-Kompulsif -> memiliki sifat obsesif dan kompulsif  Gangguan Delusional -> seringkali muncul bersamaan dengan gangguan kepribadian
  • 87. Perjalanan penyakitnya bervariasi dan tidak dapat diramalkan  Beberapa remaja dengan OCPD saat dewasa menjadi orang yang hangat, terbuka dan ramah  Namun pada orang lain, OCPD dapat mengawali skizofrenia dan depresi berat, dengan onset lambat  Pasien dapat bekerja dengan baik pada pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan metodologis, deduktif atau rinci tapi mereka rentan terhadap perubahan