Jumat, 22 Juli 2022 10:00 WIB

Alkalosis

Responsive image
25980
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Darah manusia terdiri dari unsur asam dan basa. Kadar atau asam dan basa dalam darah diukur melalui pemeriksaan darah dengan skala pH. Asam basa larutan apa pun, termasuk darah, berkisar dari angka 0 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa). Sementara itu, angka pH darah normal berkisar antara 7,35 hingga 7,45. Biasanya, ginjal dan paru-paru menjaga keseimbangan kedua zat tersebut dengan nilai pH sekitar 7,4. Normalnya, kadar basa dalam darah manusia harus lebih tinggi daripada asam. Namun, terdapat kondisi dimana kadar basa sudah terlalu tinggi dan berlebihan, kondisi ini disebut dengan alkalosis. Alkalosis adalah kondisi ketika darah mengandung terlalu banyak basa atau alkali akibat penurunan kadar asam dalam tubuh. Penyebabnya bisa karena menurunnya kadar karbondioksida, elektrolit klorida, atau kalium. Keseimbangan kadar asam dan basa ditandai dengan nilai pH normal 7,35-7,45. Nilai pH yang kurang dari normal menandakan kandungan asam dalam tubuh lebih banyak. Sebaliknya, nilai pH yang lebih besar dari normal menunjukkan kandungan basa dalam tubuh lebih banyak. Kesembuhan alkalosis tergantung dari seberapa cepat penyakit ini didiagnosis dan ditangani. Makin cepat diobati, maka tingkat kesembuhan alkalosis akan makin baik.

Penyebab Alkalosis

Alkalosis terjadi ketika kadar basa di dalam darah lebih tinggi dibandingkan dengan kadar asam. Berdasarkan penyebabnya, alkalosis terbagi menjadi dua, yaitu :

1.    Alkalosis Metabolik

Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh kekurangan banyak zat asam, atau malah kelebihan zat basa. Kondisi ini dapat disebabkan oleh :

  • Muntah yang berlebihan dan berkepanjangan hingga tubuh kehilangan elektrolit (terutama klorida dan kalium).
  • Keluarnya asam lambung dari selang lambung sebagai bagian dari prosedur pengobatan yang dilakukan di rumah sakit.
  • Konsumsi obat tertentu secara berlebihan, seperti diuretik, antasida, aspirin, atau obat pencahar.
  • Cystic fibrosis
  • Dehidrasi
  • Penyakit ginjal
  • Penyakit kelenjar adrenal.
  • Konsumsi terlalu banyak bikarbonat, seperti baking soda.
  • Kecanduan alkohol

2.    Alkalosis Respiratorik

Alkalosis respiratorik terjadi bila aliran darah tidak mengandung cukup karbondioksida. Sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan alkalosis respiratorik adalah :

  • Bernapas terlalu cepat (hiperventilasi) akibat serangan panik, nyeri, penyakit paru-paru, kekurangan oksigen dalam darah (hipoksia), atau keracunan aspirin.
  • Mengalami demam tinggi.
  • Menderita penyakit liver.
  • Berada di tempat yang tinggi.

Gejala Alkalosis

Gejala alkalosis dapat berbeda-beda pada tiap penderitanya. Pada tahap awal, gejala dapat meliputi :

  • Mual, muntah
  • Mati rasa di wajah, tangan, atau kaki.
  • Tubuh terasa lemah.
  • Otot yang tegang dan mengalami kedutan.
  • Tremor di tangan
  • Cepat marah
  • Gangguan kecemasan yang menimbulkan napas cepat dan kesemutan di  wajah, tangan, atau kaki.

Pemeriksaan Alkalosis

Diagnosis alkalosis diawali dengan tanya jawab oleh dokter terkait riwayat kesehatan dan gejala yang dialami pasien. Setelah itu, pemeriksaan fisik lengkap akan dilakukan guna memastikan gejala.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, yaitu :

  • Tes darah

Tes yang dilakukan meliputi tes analisis gas darah dan pemeriksaan kadar elektrolit darah.

  •  Tes urine atau urinalisis

Tes dengan mengambil sampel urine ini bertujuan untuk memeriksa kadar elektrolit dan pH urine.

Penanganan Alkalosis

Pengobatan alkalosis bertujuan untuk mengatasi penyebabnya dan mengembalikan keseimbangan asam dan basa. Berikut ini adalah penanganan alkalosis berdasarkan jenis dan penyebabnya :

1.    Alkalosis Metabolik

Untuk mengatasi alkalosis metabolik, dokter akan memberikan pengganti cairan tubuh dan elektrolit melalui infus. Sementara pada alkalosis akibat kekurangan kalium, dokter dapat memberi tablet kalium. Alkalosis metabolik yang gejalanya ringan tidak selalu memerlukan penanganan medis. Sebaliknya, jika gejalanya tergolong berat, pasien harus dirawat di rumah sakit agar diberikan cairan infus khusus. Untuk alkalosis metabolik yang disebabkan oleh penggunaan obat secara berlebihan, dokter akan meminta pasien untuk menghentikan penggunaan obat tersebut.

2.    Alkalosis Respiratorik

Penanganan pertama yang dilakukan oleh dokter adalah memastikan pasien memiliki kadar oksigen yang cukup dan mengembalikan kadar karbondioksida kembali normal. Caranya adalah dengan memberikan oksigen melalui masker oksigen.

Pada alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hiperventilasi akibat nyeri, dokter akan memberikan obat antinyeri. Sedangkan pada alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh serangan panik, dokter akan menganjurkan penderita untuk bernapas lebih lambat dan dalam, guna membantu meringankan gejala.

Sambil memberikan penanganan, dokter akan mengamati tanda vital pasien, seperti suhu tubuh, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.

 

 

 

Referensi               :

1.  Abdurahim Rasyid Lubis, dkk. Asidosis Metabolik, Divisi Nefrologi, dan Hipertensi. Departemen Ilmu Penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

2.   Putu Aksa Viswanata. 2017. Keseimbangan Asam Basa. Jurnal Kedokteran Bagian Ilmu Anastesi dan Terapi Intensive Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.

3.   Emmett, M. 2020. Metabolic Alkalosis : A Brief Pathophysiologic Review. Clinical Journal of the American Society of Nephrology, 15(2), pp. 1848-56.

4.    Hamilton, et al. 2017. Understanding Acid-Base Disorders. The Ulster Medical Journal, 86(3), pp. 161-6.

5.     National Institute of Health. 2019. Medline. Alkalosis.

6.     Cleveland Clinic. 2021. Disease & Conditions. Metabolic Alkalosis.

7.     Brennan, D. WebMD. 2021. What Is Alkalosis?

8.      Lewis III, J. MSD Manual. 2021. Overview of Acid-Base Balance.